Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lindungi Agama dari Pengaruh Bibit Radikal dan Intoleran

22 Oktober 2019   09:47 Diperbarui: 22 Oktober 2019   09:52 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - jalandamai.org

Dalam beberapa tahun kebelakang, agama seringkali digunakan oleh seseorang untuk menarik simpati ataupun menarik dukungan. Padahal, agama ada untuk menuntun kepada umat manusia untuk kembali ke jalan yang benar, bukan untuk mengarahkan pada jalan yang salah. Tapi entah kenapa ada sekelompok orang yang mengklaim dirinya beragama, justru ucapan dan perilakunya jauh dari ajaran agama itu sendiri.

Suka tidak suka, agama seringkali digunakan seseorang untuk mewujudkan kepentingannya. Agama pernah 'dicatut' oleh kelompok radikal dan pelaku kejahatan. 

Kelompok terorisme misalnya, seringkali menggunakan agama untuk melakukan tindakan teror. Bahkan sebagian orang salah dalam memaknai istilah jihad. Karena kelompok radikal seringkali menyebut aksi terorisme sebagai perbuatan jihad, menegakkan jalan Allah, tidak sedikit sekelompok masyarakat yang meyakini hal tersebut sebagai kebenaran. 

Padahal, jihad yang benar tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan. Jihad harus positif dan tidak pernah merusak atau mengganggu orang lain.

Adanya pemahaman yang keliru itulah, yang kemudian disebarluaskan ke publik, dan masyarakat yang baru belajar agama pun, berpotensi salah pemahaman. Ketika pemahamannya sudah salah dari awal, dikhawatirkan kebelakangnya juga ikut salah. Munculnya kelompok radikal agama ini, berpotensi membuat agama tertentu mendapatkan pandangan miring. 

Ada yang menilai agama tertentu identic dengan radikalisme, ada juga pendangan yang mengatakan agama tertentu identic dengan kebencian, dan lain sebagainya. Padahal, pandangan negative tersebut terjadi karena adanya oknum masyarakat yang secara sengaja menggunakan istilah agama, untuk kepentingan yang tidak baik.

Dengan adanya pembiaran ini, muncullah pemahaman yang salah kaprah di tengah masyarakat. Menjadi tugas kita bersama, untuk menjauhkan agama dari segala persepsi negative. 

Menjadi tugas kita bersama, untuk menjaga setiap agama dipandang sesuai ajarannya. Mari kita saling mengingatkan tanpa harus saling menyinggung. Mari kita saling mengingatkan tanpa harus menebar kebencian. 

Penting meluruskan hal yang salah, agar masyarakat bisa mendapatkan haknya untuk meresap informasi dan ilmu pengetahuan secara benar.

Antar umat beragama, tak perlu saling mengkafirkan, tak perlu saling menajiskan, tak perlu saling membenci ataupun perbuatan negative lainnya. Sebagai orang yang beragama, semestinya kita saling menghargai dan menghormati antar sesama. Sebagai seorang muslim, semestinya selalu mengikuti dan mencontoh perilaku dari Rasulullah SAW. 

Karena Rasulullah SAW tidak pernah mencontohkan ucapan dan perilaku yang membuat orang marah, yang membuat iri dengki dan lain sebagainya. Rasulullah SAW justru merangkul segala keragaman dan senantiasa menunjukkan toleransi antar sesama. Ingat, agama tidak pernah salah. Yang salah adalah cara kita dalam mempelajari dan memahami agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun