Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampanyekan Rekonsiliasi di Media Sosial

4 Juli 2019   08:34 Diperbarui: 4 Juli 2019   08:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Diantara kita tentu saja pernah berbeda pendapat ataupun pandangan dengan teman, saudara, atau orang lain. Diantara kita juga pernah berbeda pilihan politik ketika pemilihan presiden dan wakil presiden kemarin. 

Tak jarang perbedaan itu memicu perselisihan. Bahkan ketika disusupi sentimen SARA, ujaran kebencian ataupun hoaks bisa berujung pada konflik ditengah masyarakat. 

Pada kenyataannya, ujaran kebencian dan hoaks ini seringkali digunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, untuk urusan apapun. Ketika terjadi bencana, hoaks dan ujaran kebencian pernah muncul. 

Ketika tidak suka dengan kebijakan pemerintah, keduanya juga pernah muncul. Apalagi untuk urusan politik, hoaks dan ujaran kebencian sempat membuat masyarakat terbelah. Aksi persekusit terus bermunculan di media sosial dan menyebar ke dunia nyata.

Praktek semacam ini memang tidak mencerminkan budaya Indonesia. Jika terus dibiarkan, akan terus menjalar ke generasi bangsa. Saat ini, banyak anak muda yang terus menjadi korban provokasi, karena tidak membekali dirinya dengan literasi. 

Banyak orang yang ditetapkan menjadi tersangka, hanya karena tidak bisa bijak dalam bermedia sosial. Akibatnya keramahan yang menjadi karakter masyarakat Indonesia, pelan-pelan mulai terkikis berganti dengan amarah yang tidak jelas tujuannya.

Untuk itulah perlu untuk terus mengingatkan kepada semua pihak, bahwa tidak ada budaya menebar kebencian dalam masyarakat Indonesia. Tidak ada pula budaya saling persekusi antar masyarakat. 

Yang adalah saling menghargai, saling menghormati, dan saling tolong menolong antar sesama. Mari kita lihat sejenak kebelakang. Indonesia mempunyai banyak suku yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Namun tidak ada masyarakat lokal yang melarang masuk ke daerahnya. Semuanya terbuka, saling menghargai.

Jauh sebelum Islam masuk ke Jawa, masyarakatnya ketika itu sudah memeluk agama Hindu, Budha dan banyak yang masih menganut aliran kepercayaan. 

Namun ketika Islam masuk, mereka juga bisa menerimanya. Dan Islam sendiri pun datang dengan santun, tidak ada unsur paksaan apalagi kekerasan. 

Sampai akhinya lahirnya akulturasi budaya yang jejaknya masih bisa kita lihat dan rasakan hingga saat ini. Dan begitulah sejatinya masyarakat dan budaya Indonesia. Nilai-nilai kearifan lokal yang tersebar di setiap adat dan budaya, kemudian diadopsi ke dalam Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun