Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan, Semangat Mengendalikan Diri dan Indonesia Damai

29 Mei 2019   06:10 Diperbarui: 29 Mei 2019   06:45 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita Indonesia - jalandamai.org

Banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan di bulan Ramadan ini. Banyak pula kejadian yang bisa kita jadikan sarana introspeksi, agar kedepannya kita menjadi pribadi yang lebih baik. 

Namun, ada juga fenomena yang membuat kita miris, karena masih saja tetap terjadi meski mayoritas umat muslim menjalankan ibadah puasa. Aksi unjuk rasa berujung rusuh pada 21-22 Mei kemarin misalnya. 

Publik tentu tidak habis pikir. Hanya karena terprovokasi pesan-pesan kebencian dan hoaks di media sosial, sekelompok orang dengan brutal melakukan perusakan. Ironisnya, aksi tersebut juga telah menewaskan beberapa orang tak berdosa, karena tertembus peluru. Ironisnya lagi, pelaku penembakan hingga saat ini masih tidak jelas.

Bahkan, mulai terkuak niat dari aksi 22 Mei tersebut. Mulai dari membayar pihak tertentu untuk membuat rusuh, sampai ada rencana pembunuhan tokoh tertentu. Dan rencana tersebut dilakukan ketika seluruh umat muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. 

Apa motif dibalik semua ini? Akankah diantara kita harus saling membunuh antar sesama? Rencana diatas sebenarnya tidak perlu terjadi, jika kita semua menghargai yang namanya proses, menghormati bulan Ramadan, dan menjalankan semangat puasa untuk saling mengendalikan diri dan hawa nafsunya.

Akibat kita tidak menerapkan hal tersebut, potensi konflik akan terus mengancam dan sewaktu-waktu akan bisa meledak karena terus dipicu dengan provokasi ujaran kebencian dan hoaks. 

Indonesia akan hancur jika masyarakatnya saling membenci dan saling membunuh antar sesama. Padahal, Indonesia kaya akan nilai-nilai kemanusiaan, nilai toleransi dan saling tolong menolong. 

Bahkan Islam sendiri pun juga mengedepankan nilai kemanusiaan. Ketika masuk ke tanah Jawa, Islam tidak mengajarkan kekerasan. Bahkan wali songo merangkul budaya lokal sampai lahirlah banyak akulturasi antara Islam dan budaya lainnya. 

Jika ada seorang atau sekelompok orang yang mengklaim sebagai seorang muslim, tapi perilakunya justru seringkali menebar kebencian, sepertinya harus secepatnya melakukan introspeksi. Kenapa? Karena dalam Islam dan budaya Indonesia tidak pernah mengajarkan budaya kekerasan.

Mari di bulan Ramadan ini saling mengendalikan diri. Baik dari sisi ucapan ataupun perilaku. Mari kembali ke esensi puasa, yang menuntut kita untuk saling mengendalikan diri. Ramadan mengajarkan kita untuk saling berbagi antar sesama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun