Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Milenial, Generasi Penggerak Perdamaian

5 Desember 2018   06:51 Diperbarui: 5 Desember 2018   08:27 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Milenial - nalarpolitik.com

Kenapa perlu penggerak perdamaian? Bukankan Indonesia ini negara damai? Bukankan negeri ini menjunjung tinggi toleransi? Pertanyaan tersebut memang benar adanya. Mungkin ada yang mengatakan, apakah Indonesia merupakan negara konflik sampai perlu penggerak perdamaian? Indonesia jelas negara yang damai, dan bukan negara konflik. Tapi Indonesia masih butuh para penggerak perdamaian, khususnya di dunia maya. Kenapa perlu? Karena saat ini menyebaran konten kebencian di dunia maya masih begitu masif terjadi.

Penyebaran ujaran kebencian ini dilatarbelakangi berbagai kepentingan. Mulai dari kepentingan politik, kepentingan SARA, hingga hanya sebatas kepentingan like and dislike saja. Era milenial seperti sekarang ini, menjadikan masyarakat kita mudah mengungkapkan ekspresinya dengan berbagai cara. Mulai menuliskan status hingga membuat konten kreatif, namun berisi pesan yang nyinyir hingga kebencian. Bahkan tak jarang pesan tersebut sangat provokatif. Terlepas apapun kepentingannya, ujaran kebencian harus diminimalisir. Kalau perlu dihilangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ujaran kebencian yang beredar di jagad maya ini, dikhawatirkan bisa diserap oleh anak-anak. Karena internet saat ini bisa diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Bayangkan, jika anak mendapatkan informasi yang salah tapi berisi pesan provokatif dan kebencian, dikhawatirkan akan mempengaruhi pola pikir dan perilakunya. Kebencian yang berlebihan akan mudah masuk dalam bujuk rayu kelompok radikal, yang memang terus menyebarkan propaganda radikalsime. Untuk itulah, perlu komitmen bersama untuk melakukan pencegahan.

Dan salah satu cara yang efektif untuk melakukan pencegahan adalah, memperbanyak pesan damai di dunia maya. Ingat, berdasarkan survei APJII, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 143,26 juta dari total penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 262 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 1-7 jam waktunya dihabiskan di dunia maya dalam sehari. Berbagai aktifitas dilakukan di dunia maya. Bayangkan, jika masyarakat yang memang banyak beraktifitas di dunia maya tersebut terpapar radikalisme, intoleransi dan ujaran kebencian, tentu sangat mengerikan. Karena para pelaku terorisme mengaku banyak mengenal paham tersebut melalui dunia maya.

Untuk menjadi generasi penggerak perdamaian di era milenial ini sangatlah mudah. Bagi generasi milenial, smartphone sudah bukan lagi menjadi barang yang mahal. Sempatkan waktu sekian menit dari 1-7 jam yang digunakan untuk beraktifitas di dunia maya tadi, untuk mengupload konten yang inspiratif, yang menyejukkan dan bisa bermanfaat bagi semua orang. Tuliskan status yang tidak provokatif, upload lah visual atau video yang tidak mengandung kebencian. Bukankah kita diawal sudah sepakat bahwa Indonesia adalah negara damai dan bukan negara konflik? Jika kita memang sepakat akan hal itu, semestinya penyebaran ujaran kebencian di dunia maya ini bisa kita lawan dengan penyebaran pesan damai. Hal ini merupakan bentuk sumbangsih generasi milenial, untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun