Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pancasila dan Jalan Menuju Indonesia Damai

26 September 2018   07:58 Diperbarui: 26 September 2018   08:03 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila - tribunnews.com

Indonesia mempunyai Pancasila. Dasar negara yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang memang berasal dari budaya di Indonesia. Sila-sila yang ada dalam Pancasila, menjadi bukti bahwa kearifan lokal itu terbukti mampu menyatukan semua keberagaman, menuju sebuah harmoni dan kerukunan antar umat. Melalui silai-sila yang ada, terbukti mampu menjadikan keberagaman sebagai sebuah anugerah yang diberikan Tuhan. Dan yang tak kalah pentingnya, melalui sila-sila dalam Pancasila, masyarakat Indonesia meletakkan dasar-dasar agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila menegaskan tentang pengakuan masyarakat Indonesia, tanpa campur tangan Tuhan YME, Indonesia tidak akan mendapatkan kemerdekaan sebagai sebuah bangsa. Karena itulah, wajib kiranya terus memberikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan, atas semua anugerah yang telah diberikan. Sila pertama ini juga menegaskan, bahwa masyarakat Indonesia memeluk agama dan beribadah berdasarkan keyakinannya. Kenapa agama penting? Karena agama apapun memberikan dasar-dasar dan tuntunan, agar manusia tidak salah arah dan menuju pada sebuah kebaikan.

Ketika dasar-dasar agama bisa dijalankan secara baik dan benar, manusia akan bisa saling memanusiakan. Tidak ada yang kuat dan lemah. Tidak ada mayoritas minoritas. Semua manusia mempunyai hak, kewajiban dan kedudukan yang sama. Karena itulah, setiap manusia tidak boleh saling membenci, tidak boleh saling menekan, apalagi saling menindas. Esensi dari sila kedua adalah mengajak manusia untuk saling menghormati, menghargai dan tolong menolong antar sesama. Dan esensi itu sebenarnya sudah ada dalam adat istiadat setiap suku yang ada di Indonesia.

Memanusiakan manusia penting diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, agar masyarakat Indonesia yang penuh dengan keberagaman ini bisa menjalankan sila ketiga, persatuan Indonesia. Semangat untuk bersatu ini penting untuk terus diingatkan, karena tingkat keberagaman di Indonesia ini sangat tinggi. Karena tingginya keberagaman inilah, bisa berpotensi melahirkan sebuah konflik antar suku, jika provokasi terus terjadi. Untuk itulah, menghargai keberagaman penting untuk terus disuarakan, agar persatuan dan kesatuan ini tetap terjaga.

Sekali lagi, tak dipungkiri keberagaman adat istiadat dan budaya ini akan berpotensi melahirkan sebuah perbedaan pandangan. Namun, para pendiri bangsa ini sudah memikirkan hal ini. Solusinya adalah sila keempat. Dimana setiap masyarkat dianjurkan untuk melakukan musyawarah untuk mendapatkan mufakat. Boleh berbeda pandangan, tapi tidak boleh saling bertikai. Boleh berbeda pilihan politik, tapi tidak boleh saling mencaci ataupun membenci. Karena melalui musyawarah, perbedaan pandangan itu diharapkan bisa mendapatkan win-win solution, sepanjang para pihak tetap mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Jika semua masyarakat bisa melakukan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, maka sila kelima akan dengan mudah diwujudkan. Yaitu, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Inilah kenapa Pancasila itu dijadikan sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini, murni nilai-nilai yang diambil dari budaya masyarakat Indonesia. Jadi salah besar jika masih ada yang menganggap Pancasila saat ini relevan atau tidak. Mari kita tidak usah mencari kejelekan, mari kita jalankan nilai-nilai Pancasila ini dengan sepenuh hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun