Mohon tunggu...
Akira Riofuku
Akira Riofuku Mohon Tunggu... Pemadam Kebakaran - Ex Philosophia Claritas

Ex Philosophia Claritas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebebasan (Vs.) Tanggungjawab Manusia

1 Desember 2021   09:02 Diperbarui: 1 Desember 2021   19:02 1953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.wya.net

Kebebasan dan tanggung jawab adalah salah satu unsur yang penting dalam etika. Pembicaraan tentang hal tersebut menuai banyak pro dan kontra. Salah satu pandangan yang menyerang kebebasan ialah kaum Determinisme yang menyatakan bahwa manusia sebenarnya tidaklah bebas, Ia hanya merasa bebas. Akan tetapi, ada banyak orang yang menepis pandangan demikian. 

Argumennya, jika manusia tidak memiliki kebebasan, etika menjadi sesuatu yang tidak ada artinya. Perbuatan baik atau buruk menjadi tidak bernilai sebab manusia tidak bebas dan tidak memiliki tuntutan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Manusia bernapas selalu berkaitan dengan perbuatan dan setiap perbuatan selalu berhubungan dengan peraturan. Pembicaraan tentang perbuatan yang berkaitan dengan peraturan menjadi masuk akal karena manusia memiliki kebebasan untuk melakukan peraturan tersebut atau tidak.(1)

Kebebasan yang dimiliki manusia, membuat manusia berada diantara pilihan. Banyak pilihan yang tidak bersifat moral, misalnya saja setelah selesai mandi pada malam hari ketika mau tidur, banyak orang bingung untuk memilih mau menggunakan baju yang mana. Mungkin ada banyak pilihan baju, akan tetapi, baju apapun yang dipilih oleh seseorang dalam kondisi tersebut tidaklah menentukan nilai moral.  

Lalu, bagaimanakah dengan kondisi yang menentukan nilai moral? Misalnya saja, ketika seorang petugas Damkar sedang memadamkan toko emas yang terbakar. Ketika itu hanya petugas saja yang dapat masuk ke lokasi kejadian dan disana ada banyak emas dan tumpukan uang. Petugas Damkar berada dalam pilihan, ia dapat mengambil uang dan emas tersebut untuk dibawa pulang atau mengamankannya, kemudian memberikan kepada pemilik toko emas tersebut. Petugas Damkar berada dalam pilihan. Ia bebas untuk menentukan, apakah akan melakukan perbuatan baik atau buruk? Ada suara yang timbul dalam hatinya. 

Jika diambil dan dibawa pulang akan mendapat emas dan uang, tetapi bagaimana jika perbuatannya ada yang mengetahui? Apakah diperbolehkan mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya? Di satu sisi, ada kebebasan untuk melakukannya. Di sisi yang lain, harus ada tanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Suatu perbuatan hanya dapat dituntut pertanggung jawaban karena memiliki kebebasan. Persis seperti itulah kebebasan dan tanggung jawab. Seperti dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Ada kebebasan maka ada juga tanggungjawab.

Penjelasan contoh diatas tentang pilihan seorang Petugas Damkar yang memiliki kebebasan untuk menentukan sikap, secara tidak langsung juga menggambarkan definisi kebebasan. Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika diperhadapkan dengan kata bebas? Kita mungkin akan mendefinisikan kebebasan sebagai sesuatu hak untuk dapat melakukan apapun yang kita kehendaki tanpa ada halangan dari manapun atau tanpa ada paksaan dari orang lain. 

Mungkin juga kita dapat mendefinisikan kebebasan sebagai sesuatu hak untuk melakukan apapun tanpa harus terikat dengan peraturan atau tanggungjawab. Bila definisi kebebasan seperti ini, penulis rasa ini bukanlah suatu kebebasan akan tetapi suatu tindakan yang semena-mena karena dapat beresiko tidak memperdulikan peraturan ataupun eksistensi yang lain. Lalu apakah definisi kebebasan itu?

Secara etimologi kebebasan berasal dari kata bebas, dalam bahasa Inggris terdiri dari dua kata, yaitu free dan dom. Arti dari free adalah keaadan yang bebas tanpa ada yang menghalangi. Sementara dom berarti status keadilan. Selain itu, dalam bahasa Inggris, kebebasan juga menggunakan kata liberty yang berasal dari bahasa Yunani liberi. Kata liberi dalam bahasa Yunani mengandung arti orang yang bebas dan anak dalam keluarga.(2) Apabila kita melihat etimologinya maka dapat kita simpulkan bahwa kebebasan kita selalu terbentur dengan kebebasan orang lain. Benturan kebebasan tersebut akhirnya menimbulkan tanggungjawab. Sementara itu, defini kebebasan(3), dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebebasan sosial dan kebebasan eksistensial.

Apakah itu kebebasan sosial? Kebebasan sosial adalah kebebasan yang diperoleh dari orang lain. Orang lain memberikan kita hak untuk dapat menentukan kehendak kita sendiri, dimana kita tidak berada dalam paksaan, tekanan ataupun kewajiban dan larangan. Orang lain tidak membatasi tindakan kita secara sengaja. Misalnya seseorang yang tidak boleh keluar rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak pada saat pemerintah memberlakukan masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat pandemi Covid-19. Kebebasan tersebut direnggut dan tindakannya menjadi terbatas. Dari contoh tersebut pula, kita lihat bahwa tindakan seseorang dapat dibatasi oleh orang lain pertama-tama secara jasmani atau fisik. 

Selain itu, yang kedua, orang lain dapat pula membatasi kita secara rohani. Melalui apakah rohani kita dapat dibatasi? Bukankah rohani adalah aspek yang tidak dapat dibatasi? Rohani seseorang memang tidak dapat dibatasi secara langsung, akan tetapi, dapat dikurangi melalui tekanan. Ketika fisik seseorang mendapatkan tekanan, maka rohani orang tersebut juga akan terkena dampaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun