Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Film

Membedah Film Pendidikan, Taare Zaamen Par

27 September 2021   23:13 Diperbarui: 27 September 2021   23:39 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film ini dibuka dengan adegan dua guru yang menyebutkan nilai-nilai capaian siswa. Di antara semua nama, Ishaan adalah siswa yang terburuk nilainya.

Masih di awal film, menggambarkan sosok Ishaan  yang nakal dan tak bisa diatur. Terlihat dalam adegan di mana ia membuat kernet bus sekolah marah karena setiap hari harus telat pulang karena mencari Ishaan, adegan ia tidak mengindahkan perintah ibunya, berkelahi dengan anak tetangga, dan terakhir menjatuhkan pot bunga tetangga.

Tingkahnya itu membuat tetangganya mendatangi rumahnya untuk komplain pada orang tuanya. Sang ayah marah besar. Ia sudah tak tahan lagi atas keluhan-keluhan tetangga, sekolah, dan orang lain atas kenakalan Ishaan hampir saban hari. Hingga membuat sang ayah mengancamnya akan memasukkannya ke sekolah berasrama.

Ishaan adalah anak kelas tiga sekolah dasar. Berusia 8-9 tahun. Ia menderita disleksia. Penyakit menghambat proses pembelajaran, membaca, dan berbicara. Ia kesulitan mengidentifikasi huruf dan merangkainya menjadi kata atau kalimat.

Selain buruk dalam akademik, Ishaan juga buruk dalam prilaku. Nakal. Pembolos. Penyendiri. Anti sosial. Ia punya dunia khayalannya sendiri. Pemalas. Tidak memerhatikan guru saat belajar. Tak ada alasan bagi guru-gurunya untuk tidak geram padanya.

Puncaknya, ia ketahuan sang ayah memanipulasi absen sekolah. Orang tuanya mendatangi sekolah untuk mengonfirmasi. Dan keluarlah semua keterangan guru-guru yang memberatkannya. Akhirnya diputuskanlah oleh sang ayah untuk memindahkannya ke sekolah berasrama. Meski Ishaan menolak dengan keras.

Namun kondisinya tak berubah di sekolah barunya yang lebih tegas dan disiplin. Prestasinya tetap buruk. Kelakuannya juga tak berubah. Ia malah mendapatkan hukuman yang berat dari guru-gurunya. Ia rindu pada keluarganya. Namun di sisi lain ia merasa keluarganya tak menyayanginya. Keadaannya memburuk. Membuatnya depresi.

Hingga datanglah seorang guru baru bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Awalnya ia memerhatikan Ishaan yang sering menyendiri dengan wajah murung. Ia berkesimpulan Ishaan punya masalah.

Dari berbagai wawancara ia lakukan dengan teman dan orang tua Ishaan, ia menyimpulkan jika Ishaan memiliki penyakit disleksia. Tapi Ishaan juga punya kelebihan dalam seni melukis.

Ram, dengan caranya, sedikit demi sedikit mengajari Ishaan membaca dan menulis. Serta mengembangkan bakat melukis Ishaan.

Ishaan akhirnya bisa membaca dan menulis dan memenangi lomba melukis. Dan hebatnya, prestasinya dalam pelajaran lain juga meningkat. Dan wajahnya pun terpampang dalam sampul majalah yang menandakan ia sebagai siswa terbaik sekolah tahun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun