Mohon tunggu...
AKHMAD SUYUTHY AZZAKI
AKHMAD SUYUTHY AZZAKI Mohon Tunggu... Aktor - MANUSIA

UTUSAN DARI PENGUASA LANGIT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Totalitas, Solidaritas, dan Kualitas

30 Maret 2020   00:50 Diperbarui: 30 Maret 2020   01:02 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Totalitas, Solidaritas, dan Kualitas

Kegemilangan penaklukan penaklukan oleh sebuah pasukan dapat dilihat dari kesamaan satu tujuan serta rasa tumpah dalam satu wadah yang mewakili misi agung pasukan tersebut, dan hal-hal tadi akan menembus konsekuensi di depan hidung seperti hantu kematian. 

Seberapa tangguh, seberapa ahli, dan seberapa cerdik pimpinan pasukan tersebut apabila semua pasukannya tidak satu rasa dan jiwa, enggan untuk berjuang total bersama, mengendap keragu-raguan dalam hatinya, bahkan berideologi pengkhianat, maka hancurlah garda pasukan beserta pimpinannya tersebut dan tidak akan pernah menemui kegemilangan. 

Poin pertama yang akan membentuk konstruksi gerakan pasukan yang luar biasa adalah totalitas. sebuah totalitas dibutuhkan dan sebagai barang fardhu untuk mencapai misi agung, dalam KBBI, totalitas sendiri bermakna keutuhan atau keseluruhan jika ditarik dengan perihal tadi ada satu entitas kelompok yang harus berpadu dalam bergerak dan bekerja, tanpa pandang remeh serta pandang iri gerakan yang kita lakukan bersama, seluruh ruh dan jasad kita harus benar benar muwahhid dalam wujud Murid Alam Raya. 

Totalitas sudah menetas lalu lekas muncullah poin kedua yakni solidaritas. Solidaritas, kita sudah satu keutuhan namun masih sering tercerai berai, bagaimana tidak? 

Tatkala sahabat kita berjuang memperjuangkan keindahan demi hari depan namun sahabat yang lain malah bersibuk ria atau bersenang ria dengan prahara hiruk pikuknya sendiri tidak ada nilai bahu membahu di dalamnya, hal ihwal seperti ini malah akan menciderai satu bahu bahkan kerusakan tubuh telah menganga. 

Satu poin awal yang kita bangun yakni sifat total juga akan runtuh tanpa bebarengan dengan sifat solid. Kita memang seharusnya membunuh bakteri individualitas dalam diri masing-masing, daripada tubuh (struktur) yang kita bangun akan segera hancur lebur. 

Apabila salah seorang pasukan telah terjun dan terjerembab dalam hitamnya lumpur perjuangan dan lengketnya lumpur tanggung jawab, maka seluruh pasukan wajib secara solid, atas nama satu rasa, satu nasib, satu misi, atau apalah yang lain sebagainya, membahu serta bersatu. 

Mungkin setelah kita dapat bersatu dan saling menguatkan ada hal aksiden tapi sudah mendekati esen, layaknya sudah dimuakkadi dalam dunia kemahasiswaan tanpa perkara itu rasanya kita terombang ambing di tengah samudera zaman edan, yakni kualitas. 

Kualitas disini mencakup  nilai intelektual, emosional, dan spiritual yang mana ketiga hal tersebut adalah alutsista lengkap yang menghiasi ruh dan jasad pasukan, Mengapa kualitas diletakkan pada posisi akhir? 

Karena sudut pandang yang diambil dari sebuah komunitas akan mencapai masa golden age tatkala seluruh anggota mengamalkan poin awal dan kedua, selanjutnya poin ketiga akan diperjuangkan bersama sebagai puncak misi agung yang akan diraih setiap anggota, disanalah jawaban atas kebebalan manusia, egoisme diri, serta sifat kedebuan manusia dihadapan Yang Maha Bijaksana. Harapan akhir, semoga kita serta seluruhnya dapat melangkahi serangkaian keadaan dari Sang Penguasa Langit. Semangat berproses Murid Alam Raya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun