Mohon tunggu...
Akhmad Rozi
Akhmad Rozi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bertutur sapa, berbagi pengetahuan. \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haruskah Dihujat, Bila Darsem Kini Berfoya-Foya

6 Agustus 2011   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 3848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Darsem, setelah terima dana bantuan pemirsa

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Penampilan Darsem, setelah terima dana bantuan pemirsa (Dok: K49-11/Kompas.com)"][/caption] Saat Darsem berada di Arab Saudi, nasibnya diambang "pancung", banyak yang menaruh simpati kepadanya. Ungkapan-ungkapan dari berbagai pihak yang menyampaikan rasa rasa peduli kepadanya  muncul dimana-mana. Sumbangan dana yang diadakan untuknya boleh terbilang sukses. Tetapi kini, Darsem dicibir, dicela dan dianggap memalukan. Ada apa dengan Darsem. Setelah menerima bantuan dana lebih dari Rp. 1,2 miiar dari Permirsa TV, kehidupan Darsem bak selebritis. Kehidupan Darsem berubah 180 derajat, yang sebelumnya penuh kesederhaan, kini penuh gemerlap bergelimang perhiasan. Kabarnya, habis lebaran ini, Darsem akan menggelar pesta yang mengundang pejabat dan dimeriahkan berbagai pentas hiburan. [caption id="attachment_123679" align="alignleft" width="160" caption="Penampilan Darsem, seperti artis (Cut Tari?).(Dok: tribunnews)"][/caption] Pengacara Darsem, Elyasa Budianto, merasa geli dengan sikap Darsem sekaran. Elyantasa menuturkan  saat ini Darsem berlimpah harta, selain membeli sawah. membangun rumah, juga terlihat mengoleksi perhiasan emas. "Dia sekarang kalau ke mana-mana pakai emas, sudah kayak toko berjalan",  kata Elyasa. Dia pun, dituding ingkar janji, karena sebelumnya, setelah menerima dana bantuan dari pemirsa salah satu televisi swasta, akan menyumbangkan sebagian dana itu untuk memperbaiki jalan. Darsem berkilah, publik telah salah mengartikan pernyataannya. Darsem menyatakan, maksudnya bukan memperbaiki jalan, tetapi memperbaiki rumah barunya yang di pinggir jalan. Bak politisi, tampak lihai sekarang ia berkilah. Bantuan yang diberikan kepada keluarga Ruyati sebesar Rp. 20 juta, dibandingkan jumlah dana yang diterimanya, sungguh tidak memenuhi asas kepatutan. Tetapi, siapa yang bisa menyalahkan Darsem, apa yang sudah diterimanya adalah haknya, mau dibelanjakan apa saja, mau disumbangkan kepada siapa dan berapa nilainya, tentulah hak sepenuhnya ada pada Darsem. Yang lainya hanya bisa memberikan saran, imbauan, termasuk tulisan ini. Begitu pula Menakertrans, Muhaimin sekalipun, yang menilai Darsem mengalami sikap euforia. Namun demikian kenyataan seperti ini akan berdampak pada TKI yang lain, yang pada saat ini mengalami berbagai masalah di tempat kerja. Mental para TKI bagaimanapun akan terpengaruh oleh perilaku Darsem saat ini. Karena bisa saja, mereka dianggap akan berperilaku demikian. Dikhawatirkan apresiasi berbagai pihak akan merosot melihat ulah TKI yang sebelumnya, dengan segenap kemampuan, demi bangsa dan negara, berbagai pihak  memberikan bantuan dan tekanan bagi pembebasannya. Yang dikuatirkan kalau ini menjadi trend bagi TKI untuk bisa mengikuti jalan cerita sebagaimana yang diperankan oleh Darsem. Meskipun diyakini, para TKI tidak ada niat atau kesengajaan untuk melakukan skenario kriminalitas dengan berharap akan happy ending laksana Darsem. Karena niat mereka ke luar negeri adalah mencari nafkah. Tetapi, bagi sebagaian orang,  bisa saha menimbulkan pretensi seperti itu terhadap TKI  bila dikemudian hari ada yang terlilit masalah. Niatan dan kepedulian berbagai pihak terutama dalam bentuk bantuan material kepada Darsem sebelumnya, ataupun pihak-pihak yang menyelenggarakan "event peduli",  patut diapresiasi. Tulisan ini, tidak bermaksud menurunkan semangat kepeduliannya.  Bentuk dan tahapan bantuan yang dilaksanakan oleh penyelenggara "event peduli" saja yang perlu dirumuskan. Selain tidak menimbulkan dampak psikologis bagi yang bersangkutan, tidak pula menurunkan "moral perjuangan" bagi para TKI maupun pihak-pihak yang peduli dengan berbagai kesengsaan para TKI di luar negeri. Darsem tidak bisa disalahkan begitu saja. Perubahan tiba-tiba pada diri seseorang, pastilah menimbulkan kegoncangan. Bukankah uang juga bisa merubah segalanya, seperti ungkapan syair lagu berikut ini: Memang uang bisa bikin orang senang bukan kepalang uh... Namun uang bisa juga bikin orang mabuk kepayang uh... Lupa sahabat, lupa kerabat lupa saudara, mungkin juga lupa ingatan ........(Lagu: "Lagi-Lagi Uang", Pretty Sisters)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun