Mohon tunggu...
akhmedz faqotz
akhmedz faqotz Mohon Tunggu... Penulis - 19170066
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahapan-tahapan Perkembangan Moral dalam Teori Lawrence Kohlberg

31 Maret 2020   23:40 Diperbarui: 31 Maret 2020   23:51 16722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengenal L.Kohlberg

Lawrence Kohlberg, lahir di Bronxville, New York, Amerika Serikat, pada tanggal 25 Oktober 1927. Ia pernah menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago dan juga di Universitas Harvard. 

Kohlberg mendaftar di Universitas Chicago pada tahun 1948. Dan pada saat itu, hasil dari ujian masuknya sangat tinggi, lalu ia menyelesaikan kuliahnya dan memperoleh gelar sarjana dalam psikologi dalam hanya kurun waktu satu tahun. 

Tetapi Kohlberg tetap bertahan di Universitas Chicago untuk melanjutkan ke program pasca-sarjana pada kuliah psikologi dan ia juga tertarik dalam hal penalaran moral anak-anak dan karya-karya awal Jean Piaget dan yang lain-lainnya yang berkaitan dengan perkembangan psikologi. 

Dan akhirnya ia menulis disertasi untuk gelar doktoralnya disana pada 1958, yang nantinya akan memberikan gambaran dari apa yang kini dikenal sebagai tahap perkembangan moral Kohlberg.

Ia juga terkenal atas karyanya dalam pendidikan, penalaran, dan tentunya dalam hal perkembangan moral. Ia juga merupakan pengikut dari teori perkembangan kognitif Jean Piaget, dalam karangan milik Kohlberg selalu mencerminkan dan juga sampai memperluas karya para pendahulunya. Karyanya ini telah diperluas dan dikembangkan oleh sejumlah pakar, seperti tokoh Carol Gilligan (salah satu Ahli psikolog).

Pengertian Moral

Moral pada umumnya didefinisikan oleh para ahli psikologi sebagai sikap dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang membantu orang tersebut untuk memutuskan apa yang benar dan salah (Hook, 1999). Dan konsep moralitas itu sendiri dapat terpengaruhi oleh aturan dan norma-norma budaya di lingkungan yang dimana seseorang tersebut dibesarkan, sehingga sudah tertanam dalam diri dan pikiran orang tersebut.

Moralitas bukanlah merupakan bagian dari “perlengkapan standar”pada saat seseorang dilahirkan, karena seseorang dilahirkan tanpa moral (Hook, 1999). 

Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa moral yang dimiliki seseorang bukan berasal dari saat dia lahir melaikan sesuatu yang awal tidak ada lalu menjadi ada lalu berkembang seiring bertambahnya usia.

Piaget berpendapat bahwasanya moralitas berkembang melalui tiga tahapan yakni amoral, heteronomi, dan otonomi. Tahap Amoral tampak pada anak yang baru lahir sampai usianya mencapai dua tahun yang dimana ia masih belum memiliki kesadaran atas adanya aturan yang dapat mengendalikan aktivitas mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun