Apa kabar Pak Susilo Bambang Yudhoyono? Selayang pandang saya lihat, hari ini Bapak “digeruduk” ya? Duh Bapak ada salah apa toh? Seketika berita itu tersebar saya langsung menjelajahi internet untuk mengetahui lebih jauh mengenai perkara Geradak-geruduk ini.
SBY Sebut Rumahnya Digeruduk Ratusan Orang
Massa "Geruduk" Rumah SBY di Kuningan Jaksel
Saya rasa saraf Bapak hari ini terlalu tegang, memang Pak, mengurusi Pilkada banyak menguras kewarasan. Jangan lupa relax sebentar Pak. Oh iya terkait tweet bertanda bintang itu yang berarti tweet langsung dari Bapak, saya sungguh kaget, bagaimana mungkin seorang mantan presiden bisa terancam keamanannya. Padahal ada peraturan pemerintah yang menjamin kemananan mantan presiden. Mengutip PP No. 59 Tahun 2013 Bahwa Negara “menjaga keamanan dari segala ancaman dan gangguan yang dapat mengganggu ataupun membahayakan keselamatan Presiden dan Wakil Presiden, Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden beserta keluarganya serta Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan”.
Melalui peraturan itu saya baca jelas pemeriintah dan negara menjamin keselamatan mantan presiden. Lantas hal macam apalagi yang membuat Bapak khawatir? Justru bagi saya, cuitan di twitter itu yang dapat menimbulkankekhawatiran. Bagaimana tidak, saya seorang yang awam ini jadi merasa ikut takut, seorang mantan presiden yang sudah dilindung UU dan personil Paspampres saja merasa terancam, apalagi saya yang bukan siapa-siapa. Serangkaian tweet dari bapak itu seolah menjadi theatre of horror bagi saya, soalah ada kengerian yang sedang terjadi di negeri ini padahal semua baik-baik saja. Terlebih lagi kalau bapak boleh sadari demo tersebut tidak ditujukan untuk bapak loh
Sumber: Polisi: demo mahasiswa bukan di rumah SBY
Suasana Jakarta memang sedang memanas Pak, tapi janganlah Bapak hanyut dalam alur itu. Saya yakin Bapak adalah pemimpin besar, tidak mungkin pemimpin besar dengan mudah digulung arus. Tetaplah kuat dan teguh Pak, jangan termehek-mehek di media sosial, seperti remaja galau yang baru putus asmara. Dukungan ke Bapak tidak akan pernah putus, selama Bapak tidak terseret arus ikut dalam panasnya Pilkada DKI. Pak, tetaplah berprinsip tinggi dan rawat demokrasi demi kemajuan NKRI, bukan untuk perolehan suara di DKI.
Salam untuk kebaikan NKRI
