Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas dan Ilusi Kontrol Kita

31 Desember 2021   15:33 Diperbarui: 1 Januari 2022   04:45 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong (kanan), menyalaman Irfan Jaya setelah mencetak gol kedua dalam pertandingan Piala AFF 2020 antara Malaysia vs Indonesia di Stadion Nasional, Singapura, pada Minggu (19/12/20201).  (SUHAIMI ABDULLAH/AFP via kompas.com)

Riki tentu senang bukan kepalang atas lolosnya Tim Nasional ke final gelaran Piala AFF 2020, meskipun dengan sengaja dia berhenti menonton sejak Ezra Walian mencetak gol pada menit ke-11. 

Riki percaya, setiap kali dia menonton Timnas bertanding dalam gelaran resmi, selalu saja Tim Garuda kalah. Bahkan dia percaya kesulitan Timnas pada semifinal putaran kedua tersebut akibat kecerobohannya menonton, meskipun sebentar. 

Beda dengan Riki, Karyono mengaku menyesal telah mencuci kaos lawas Timnas untuk gelaran final. Dia percaya, kekalahan telak leg pertama lawan Thailand adalah akibat kecerobohannya mencuci kaos tersebut.

Mungkin, di antara anda yang sedang membaca tulisan ini juga memiliki kepercayaan-kepercayaan khusus yang anda yakini memiliki kendali besar atas peristiwa tertentu. Kepercayaan tersebut bisa berupa barang-barang, aktivitas sampai hanya keberadaan kita dalam suatu tempat. 

Meskipun berkali-kali kita menampiknya, nyatanya sebagian dari kita bersikeras untuk terus melakukannya, karena merasa hal tersebut akan meningkatkan peluang kemenangan tim atau atlet yang tengah kita dukung. 

Pertanyaannya adalah mengapa manusia seringklai percaya bahwa dia memiliki kendali lebih besar atas dunia daripada yang sebenarnya?

Psikologi Ilusi Kontrol

Ilmu pengetahuan telah lama mendiskusikan teori, ritual, dan kebiasaan yang melekat dalam gagasan kita tentang menang dan kalah, atau akhir dari peristiwa yang akan terjadi. 

Psikologi menyebutnya sebagai ilusi kontrol (illusion of control), salah satu jenis bias kognitif yang menjelaskan bagaimana kita percaya bahwa diri kita memiliki kontrol lebih besar atas suatu peristiwa melebihi dari apa yang benar-benar kita lakukan. Bahkan jika hal tersebut adalah masalah kebetulan, kita sering merasa bahwa kita dapat mempengaruhinya dengan cara tertentu.

Adalah Ellen Langer, ahli psikologi dari Harvard adalah orang yang pertama memperkenalkan istilah ilusi kontrol lewat artikelnya yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun