Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengantisipasi Gelombang Kelelahan Sekolah Online

10 Agustus 2021   10:13 Diperbarui: 10 Agustus 2021   18:30 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lelah belajar daring | Sumber: shutterstock via kompas.com

Belum lagi komunikasi pihak sekolah dengan orangtua yang tidak bisa dikatakan berjalan dengan baik. Akibatnya, komplain bertubi-tubi dilakukan orangtua. 

Guru yang selama ini tidak dibekali kompetensi konseling yang cukup dan hanya mengandalkan pengalaman, hampir tidak bisa melakukan apapun. 

Ingat, sekolah swasta malah lebih pelik lagi. Mereka harus menjawab dan mempertanggung jawabkan keuangan dihadapan orangtua.

Apa yang bisa kita lakukan?

Kunci sekolah ada pada kurikulum, jadi tidak ada tawaran lain kecuali melakukan adaptasi kurikulum sedemikian rupa untuk digunakan pada masa seperti sekarang. 

Selanjutnya mari kita bongkar satu persatu pemicu stres saat pembelajaran online. Untuk anak-anak (sampai 12 tahun) pemicu kelelahan utama adalah minimnya kesempatan untuk bergerak saat mengikuti sesi pembelajaran online. 

Waktu istirahat harus dibicarakan secara intens antara pihak sekolah dengan orangtua. Selain itu, jadwal pembelajaran harus melalui diskusi mufakat antara pihak sekolah dengan orangtua. Karena kita tidak pernah tahu problem masing-masing keluarga.

Sementara itu untuk pelajar sekolah menengah pertama dan atas dianggap lebih siap untuk mengidentifikasi dan mengelola kelelahan belajar jarak jauh, guru harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat memicunya dan bersiap dengan strategi untuk menguranginya. 

Untuk tujuan ini, umpan balik sangat penting. Penting untuk memiliki saluran komunikasi terbuka dengan siswa untuk mengetahui bagaimana emosi mereka dan membuat keputusan berdasarkan kesehatan mental dan kapasitas mereka selama pandemi. 

Saat mengembangkan jadwal dan menetapkan pengumpulan tugas kelas, guru harus meluangkan waktu untuk memeriksa status siswa mereka dan memotivasi mereka untuk berbagi keprihatinan mereka.

Waktu dan tingkat konsentrasi siswa, guru, dan orangtua sangat terbatas. Dalam konteks isolasi yang berkepanjangan, kita harus berhati-hati dengan sumber daya (waktu) ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun