Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Anak Gemar Bermain Gawai?

22 November 2018   11:15 Diperbarui: 22 November 2018   19:49 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diadopsi dari www.sciencenews.org

"Your kid is not weak-willed because he can't get off his phone. Your kid's brain is being engineered to get him to stay on his phone." Ramsay Brown

Tempo hari seorang teman bercerita bahwa anaknya yang masih berusia 6 tahun kecanduan gadget (selanjutnya saya sebut gawai). "Awalnya saya kasih HP biar gak rewel, namun sekarang malah sulit untuk menarik (HP) dari tangannya" begitu keluhannya.

Gawai  dan internet merupakan paket komplit yang menyusahkan kebanyakan orangtua hari ini. Entah terpikirkan langsung maupun tidak, apa yang dirasakan teman saya juga dirasakan banyak orangtua lain, termasuk saya. Malah banyak orangtua yang menyangka anak-anak mereka telah menjadi korban gawai, kecanduan.

Apakah mereka kecanduan gawai?

Terlalu mudah. Begitu mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan klaim dari sebagian orangtua tentang kondisi anak-anak mereka saat menggunakan gawai. Kecanduan (addiction) bukanlah istilah sembarangan. 

Kata kunci kecanduan adalah kurangnya kontrol seseorang terhadap hal-hal yang berdampak negatif pada dirinya. Pertanyaannya adalah apakah anak-anak kita menyadari bahwa gawai adalah hal yang buruk dan merugikan? Pertanyaan paling ekstemnya adalah apakah kita menyediakan pilihan aktivitas lainnya yang lebih menarik minat mereka?

Jika kedua pertanyaan tersebut tidak mampu kita jawab, maka perilaku mereka berselancar dan lengket dengan gawainya bukanlah perilaku pecandu. Kalau masih tidak percaya, silahkan cek definisi kecanduan dalam ini dan itu. Tuh kan, banyak banget yang harus dipenuhi jika kita mau mengatakan bahwa seseorang kecanduan. Selama kehidupannya secara keseluruhan tidak terganggu dengan gawai, sepertinya anak belum bisa dikatakan kecanduan. 

Mengapa (anak) kita menyukai gawai?

Jangankan anak-anak, banyak orang dewasa juga kesusahan untuk tidak lekat dengan gawainya kan? Mau gak saya kasih satu pertanyaan lagi, hehe. Begini, kita semua kan mempunyai hobi, jadi, kira-kira apa yang kita sebut dengan hobi dan mengapa kita siap terpaku dengannya untuk waktu yang lama? Kira-kira begitulah gawai menyaru dalam kehidupan anak-anak kita.

Begini biar lebih jelas, kata kuncinya adalah bahwa hobi dan gawai memiliki kesamaan, yaitu menyenangkan. Gawai berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar psikologis kita. 

Secara mendasar, manusia minimal membutuhkan 3 hal, yaitu kompetensi, otonomi dan keterikatan. Itu menurut self determination theory (SDT)-nya Edward Deci dan Richard Ryan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun