Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

5 Alasan yang Membuat Keputusan Penalti untuk Madrid Menjadi Kontroversi

15 April 2018   11:11 Diperbarui: 15 April 2018   11:29 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar diambil dari dailymail.co.uk

Kesalahan merupakan fitrah manusia. Sebagaimana wasit muda, Michael Oliver (mungkin) melakukan kesalahan, namun Gianluigi Buffon juga manusia. Keputusan pelanggaran, penalti dan kartu merah di satu sisi serta ledakan emosional bahkan komentar cacian di sisi lain. Saya sengaja menulis artikel ini setelah semua komentar dan ledakan emosi keluar, menunggu waktu untuk melakukan tugasnya mengendapkan segenap emosi negatif tentang kejadian bersejarah tersebut.

Sebagai penggemar sepakbola, saya turut bersedih ketika harapan kejutan (lebih tepatnya berakhirnya dominasi Madrid) Juventus berakhir di menit akhir dengan hukuman penalti. Saya bukan Juventini, tapi jelas akan sangat bergembira jika terdapat juara 'baru' di kompetisi paling elit klub Eropa tersebut. Namun, apa yang terjadi di akhir pertandingan dan setelahnya sungguh diluar dugaan, sama mengejutkannya dengan keunggulan Juventus sampai menit 89.

Oleh 75.796 pasang mata yang memadati Santiago Bernabeu serta jutaan pasang mata lainnya dari layar kaca, pertandingan tersebut jelas akan terpatri pada ingatan jangka panjang. Dibantu dengan intensi emosi, tidak sulit bagi semifinal leg kedua tersebut untuk merebut satu posisi dalam jalur sinaps ingatan kita. Media massa dan media sosial ramai dengan komentar, yang kebanyakan menanyakan keputusan wasit Inggris yang baru naik pangkat menjadi wasit UEFA Januari lalu. Pertanyaannya adalah mengapa keputusan tersebut dianggap kontroversial?

Tiga kamus besar Cambridge English, Collins English dan Merriam-Webster mendefinisikan kontroversi sebagai sesuatu yang memantik ketidaksetujuan bagi banyak orang. Artinya untuk menjadi sebuah kontroversi, sesuatu harus memenuhi beberapa prasyarat. Pertama, hal tersebut harus dianggap penting oleh banyak orang.

Kedua, terdapat hal-hal yang membelah banyak orang tersebut dalam dua bagian/kelompok besar. Ketiga, salah satu kelompok tersebut merasa tidak setuju atau dirugikan dengan apa yang terjadi pada poin kedua. Keputusan wasit pada menit 90 pada pertandingan leg kedua perempat final UCL kemarin jelas memenuhi prasyarat untuk dikatakan kontroversi. Berikut adalah lima alasan mengapa keputusan Micahel Oliver sahihdisebut kontroversial;

Pertamaadalah karena jalannya pertandingan diluar dugaan. Jujur saja, di awal laga penggemar sepakbola tidak berharap banyak dengan pertandingan ini. Madrid sudah unggul tiga gol tanpa balas di markas Si Nyonya Tua. Meskipun sehari sebelumnya Roma mampu membalikkan keadaan, namun tetap saja berbeda. Serigala Roma bermain di kandang sendiri dan musuhnya bukanlah pendominasi bermental baja bernama Madrid.

Saya tidak sedang menegasikan Barcelona, namun berbicara fakta bahwa Madrid adalah penguasa UCL. Keadaan tersebut kemudian berubah saat dua gol Mandzukic dan Matuidi serta rapatnya pertahanan Juventus selama pertandingan. Semua orang terkecuali pendukung Madrid berharap lebih, semuanya terkejut. Harapan yang membumbung tersebut kemudian musnah oleh penalti. Coba saja penalti tersebut terjadi saat Juve tidak sedang unggul, pasti bukan kontrversi.

Kedua,keputusan tersebut berbuah hukuman penalti. Menjadi wasit dalam pertandingan besar jelas bukan perkara mudah. Tekanan dan sudut pandang dapat merubah segalanya. Keputusan menganggap tindakan Mehdi Benatia sebagai pelanggaran saya rasa tidak akan menimbulkan kontroversi jika hal tersebut tidak berbuah penalti. Karena penalti membuat probabilitas gol menjadi sangat tinggi. Coba pelanggaran tersebut terjadi di kotak penalti Madrid, kan gak ada yang marah.

Ketigaadalah keputusan tersebut berada pada waktu yang tidak ramah. Menit terakhir dan merubah peruntungan kedua kubu membuat keputusan wasit 33 tahun tersebut menjadi kontroversial. Coba saja penalti tersebut terjadi di awal pertandingan, pastilah Juventini dan penggemar sepakbola macam saya ini tidak akan ngamuk.

Keempatadalah karena Gianlugi Buffon. Kita semua tahu bahwa salah satu kiper terbaik dalam sejarah ini rela mengantri hingga usia 40 tahun demi satu tropi, Liga Champion. Keputusan wasit yang menganggap Vasquez dilanggar di kotak penalti jelas membunuh kesabaran Buffon. Iya kalau yang sabar antri itu saya, gak ada yang membela dan gak ada kontroversi. Ini lain, yang bela-belain main sampai rambut beruban adalah seorang yang memiliki penggemar di seluruh sudut dunia. Pastilah wasit Oliver terkena murkanya.

Kelimaini adalah alasan saya pribadi, karena yang mendapat penalti adalah Real Madrid. Kebanyakan gibol pasti sudah bosan melihat dominasi Madrid. Dan ketika dominasi tersebut memiliki harapan untuk patah, tiba-tiba penalti datang. Andai saja Juve bertanding hanya melawan AS Roma, pasti biasa aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun