Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Urutan Kelahiran Menentukan Jenis Kepribadian, Fakta atau Mitos?

25 Januari 2018   15:01 Diperbarui: 26 Januari 2018   07:58 2652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat berkunjung pada salah satu lembaga pendidikan anak usia dini tadi pagi, terdapat diskusi yang menarik antara saya, pengelola, pengawas dari kementerian, serta mahasiswa tentang urutan kelahiran dan karakteristik kepribadiannya. Sebagian besar dari kita percaya bahwa urutan kelahiran adalah hal yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang, apakah benar demikian?

Adalah Alfred Adler, psikiater berkebangsaan Austria yang pertama kali melempar polemik tentang urutan kelahiran dan eksesnya terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Adler mempercayai bahwa urutan kelahiran hampir memengaruhi segala hal tentang manusia, mulai dari perkembangan, karakter kepribadian, sampai pilihan karier mereka.

Sejauh ini, topik urutan kelahiran menjadi semacam kepercayaan, bahkan mitos yang terus menerus diperdebatkan dalam berbagai penelitian, terutama penelitian bidang psikologi. Menjadi sebuah mitos, bahwa anak pertama memiliki IQ lebih baik dan berjiwa pemimpin, sedangkan anak terakhir adalah anak yang lemah dalam tanggung jawab dan cenderung bebas. Apakah demikian?

Kepercayaan umum jenis kepribadian berdasarkan urutan kelahiran

Meskipun berpuluh-puluh tahun asumsi Adler ditentang oleh banyak penelitian, namun terdapat hal-hal yang cenderung terlihat konsisten dalam karakteristik kepribadian dalam urutan kelahiran.

Anak Sulung/Tertua

Pertama bagaimanapun merupakan hal spesial bagi siapapun. Cinta pertama adalah contohnya hehe. Anak pertama dalam banyak kepercayaan dan studi menyebutkan bahwa mereka memiliki bertanggung jawab yang baik, kepercayaan diri yang tinggi, lebih teliti, dan yang pasti memiliki cerminan kepercayaan dan sikap orangtua mereka. 

Selain itu, dalam bergaul, anak pertama cenderung lebih nyaman memilih menghabiskan waktunya dengan orang yang lebih dewasa darinya. Kehadiran adik-adik dikemudian hari menjadikan anak pertama sebagai seorang pemimpin alami, hal tersebut terlihat jelas dalam kariernya kelak.

Pada sisi lain, akibat estafet otoritas atas adik-adiknya, anak pertama biasanya cenderung mengambil peran sebagai orangtua bagi adik-adiknya, mereka cenderung otoriter. 

Sebagai 'anak' dengan otoritas orangtua, mereka seringkali menginginkan sesuatu seperti yang mereka inginkan. Anak pertama cenderung akan menjadi perfeksionis, lebih cemas dan menerapkan target yang tinggi pada diri mereka. Hal tersebut sekali lagi sebagai akibat alamiah dari orangtua 'mini' di rumah.

Anak Tengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun