Mohon tunggu...
AKHMADI
AKHMADI Mohon Tunggu... Guru - SMP Negeri 44 Jakarta

Saya Guru PPKn bertugas di SMPN 44 Jakarta, mempunyai tugas tambahan sebagai Ketua MGMP Wilayah 1 Kota Administrasi Jakarta Timur, selain mengajar bergerak dibidang konsultan hukum, bisnis, hobbi menulis tentang dunia pendidikan, politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya. beberapa tulisan tertuang dalam https://www.kompasiana.com/akhmadi23750, https://akhmadijpr.com/, https://akhmadiblog.blogspot.com/, https://www.facebook.com/akhmadijpr.akhmadijpr/

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Cinta Produk dalam Negerikah Kita?

26 November 2020   22:45 Diperbarui: 26 November 2020   23:15 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Refleksi diri

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi khususnya kepada bapak dan ibu yang berprofesi sebagai Guru di seluruh pelosok negeri. Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan pertengahan Maret sampai sekarang, setiap guru menggunakan aplikasi pembelajaran yang beranekaragam diantaranya menggunakan Google class room, Google meet,  zoom, kinemaster, mikrosoft 365, Quizizz dan masih banyak jenisnya. 

Tanpa kita sadari bahwa produk yang kita gunakan bukan produk dalam negeri. sayapun menggunakan aplikasi itu dan pada awalnya nyaman-nyaman saja, suatu ketika terbesit Pertanyaannya adalah. "Apakah aplikasi yang saya gunakan produk dalam negeri? sedangkan pemerintah selalu mengedepankan pemakaian produk dalam negeri. 

Apakah anak bangsa tidak mampu membuat aplikasi yang terintegrasi dan  dapat dimanfaatkan untuk melaksankan PJJ? Apakah kita hanya menjadi bangsa konsumen saja? Kadang terbesit dalam hati, mengapa bangsa kita cuma menjadi penonton saja? sumber daya alam yang melimpah belum kita manfaatkan dengan baik, sehingga ketergantungan kita akan produk luar negeri selalu bertambah. 

2. Portaldik.id

Berawal dari perkenalan singkat sebelum masa Covid dengan pemilik portaldi.id yang datang dan mempresentasikan di sekolah sebuah karya anak bangsa yang diberinama Portaldik.id. saya melihat aplikasi ini sangat cocok digunakan di sekolah dengan berbagai fitur yang tersedia. 

Dengan menggunakan Portaldik.id pola lama akan terkikis habis. awalnya kami masih menggunakan kertas untuk melakukan berbagai ujian sekolah, sangat merepotkan dan melelahkan. Ketika saya mencoba menggunakan Portaldik.id saya merasakan manfaatnya. Sangat menghemat kertas dan rangkaian pekerjaan secara automatis menghemat biaya.

3. Realitas PJJ

Setelah ada keputusan bersama beberapa menteri waktu yang lalu terkait pembelajaran di semester 2, akhirnya keputusan diserahkan ke Pemerintah Daerah masing-masing dengan memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan perserta didik, guru, karyawan dan orangtua siswa. sekolah boleh menyelenggarakan pembelajaran tatap muka yang syaratnya sangat ketat, diantaranya zone daerah itu sudah dinyatakan aman, ada ijin dari instansi terkait, ada ijin dari orangtua siswa, kuota perkelas 50%, menggunakan protokol kesehatan dan masih banyak syarat yang lain.  Dari syarat yang ditentukan sepertinya sekolah belum berani menentukan pembelajaran tatap muka. 

4. Solusi

Melihat realita tersebuat, saya mengusulkan kepada pemerintah agar berupaya menciptakan aplikasi produk dalam negeri, pemerintah mengundang warganya yang ahli dalam bidang IT dan diajak kerjasama untuk menciptakan aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.  

Apapun bentuk dan kualitasnya pasti masyarakat akan memberikan nilai yang positif karena produk anak bangsa, jika masih ada kekurangan sangatlah wajar karena teknologi secanggih apapun pasti ada kekurangannya. Sudah saatnya bangsa Indonesia dalam berbagai hal menggunakan aplikasi.

5. Masih ada waktu

Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik, mungkin itu kalimat yang sudah biasa terdengar oleh kita. namun makna yang terkandung didalamnya sangatlah mulia. 

Jika Pemerintah serius menangani permasalahan dunia pendidikan tidak ada kata terlambat, dipelosok sana masih ada anak bangsa yang menjerit haus akan ilmu yang ingin ia dapatkan akan tetapi akses internet menjadi masalahnya. 

Di daerah terpencil, terdalam dan terluar  masih ada anak bangsa yang merintih karena keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan. Mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk menciptakan produk yang benar-benar kita yang membuat, jangan bangga menggunakan produk dari luar negeri. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun