[caption id="" align="alignleft" width="295" caption="Calon yang resmi didukung NU"][/caption] Tidak lama lagi tepatnya tanggal 27 Oktober 2013, Kabupaten Tegal akan menggelar hajatan besar yaitu pemilihan bupati Kabupaten Tegal untuk masa jabatan 2014-2019. Ini sekaligus merupakan pilbup pertama sejak badai masalah melanda pemerintahan Kabupaten Tegal, dari mulai ditangkapnya oleh KPK bupati periode lalu yaitu Agus Riyanto terkait kasus korupsi, sampai pada wafatnya wakil bupati yang mengganti posisi Agus yaitu HerySulistyawanbertepatan saat merayakan puncak Hari Ulang Tahun Kabupaten Tegal ke-412.
Pada hajatan pilbup kali ini, terdapat 5 pasangan calon bupati dan wakilnya, yaitu pasanganRojikin- Budiarto(diusung PDIP), Himawan-Budi(Demokrat,Gerindra, PKPB), Fikri-Kahar(PKS, Hanura, Partai Buruh, dan PKNU), Ki Enthus Susmono-Umi Azizah(PKB ), serta Edi- Abasaridiusung Partai Golkar,PPP, dan PAN.
Sebagai kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Tegal juga tidak jauh beda dengan daerah-daerah lain, yaitu merupakan kandang banteng (PDIP). Dalam setiap pemilu di era reformasi, PDIP selalu merajai perolehan suara. Dalam pilbup tahun lalupun, calon dari PDIP lah yang menang. Juga sebagai daerah yang berada di wilayah pantai utara, warga kabupaten Tegal mayoritas juga merupakan orang NU, bahkan tergolong fanatik. Hampir disetiap gang-gang di desa ada jamaah pengajian Nahdlatul Ulama baik Fatayat, IPNU, IPPNU, dll.
Dua suara besar itulah yang diperkirakan akan bersaing dan menentukan pemenang pilbup nanti. Namun untuk tahun ini, dua kekuatan itu mungkin akan sedikit terpecah. Yang pertama untuk suara PDIP. Wakil PDIP sendiri yaitu Rojikin- Budiarto. Namun suara mereka sepertinya akan dapat tantangan dari pasangan Edi- Abasariyang diusung Partai Golkar,PPP, dan PAN. Apa sebabnya? Moh. Edi Utomo merupakan kakak kandung dari Ikmal Jaya yang merupakan walikota Kota Tegal periode sekarang yang juga berasal dari keluarga besar PDIP. Dan awalnya, sebenarnya Edi mencalonkan diri lewat PDIP, tapi ternyata gagal, karena sang ketua umum Megawati lebih memberikan rekomendasi ke Rojikin, dan jadilah Rojikin calon dari PDIP, sementara Edi maju lewat Golkar,PPP, dan PAN.
[caption id="" align="alignleft" width="289" caption="Spanduk kampanye Himawan ada foto Gusdurnya"]
Sementara untuk pasangan lainnya yang dari PKS sepertinya hanya akan menjadi penggembira saja. Hal ini bila dilihat dari ajaran PKS yang sepertinya kurang diminati oleh warga Kabupaten Tegal seiring dengan masih kuatnya peran para Habib, Kyai, dan pesantren.
Menarik ditunggu, siapa yang berhasil menggaet suara terbanyak masyarakat Kabupaten Tegal. Akankah suara-suara besar itu benar-benar terpecah atau justru menguatkan salah satu calon. Jauh daripada itu, semoga perbedaan pilihan dalam pilbup ini tidak merusak persaudaraan antar sesama warga Tegal, karena kerukunan dan kedamaian jauh diatas segalanya. Serta semoga bisa terpilih calon yang terbaik untuk bisa memajukan Kabupaten Tegal, yang sementara ini terlihat memprihatinkan. (Amin)