Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurai Sisi Psikologis Masyarakat yang Sedang Melakukan Isolasi Mandiri

26 Juli 2021   07:15 Diperbarui: 27 Juli 2021   07:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kematian bukanlah lawan kehidupan, ia adalah mitra makna kehidupan, hanya dengan menyelami kematian, manusia bisa hidup dengan indah, sekaligus mati dengan indah" (Gede Prama)

Kondisi pandemi Covid-19 ini, tidak hanya melumpuhkan kesehatan, namun juga bisa melumpuhkan mental manusia yang setiap saat selalu dibayangi akan kematian.

Isi percakapan di media sosial tentang berita duka kematian menjadi rasa cemas dan kekhawatiran tersendiri di tengah merebaknya virus yang mengintai siapa saja dan di mana saja.

Jelas kondisi ini semakin menambah rasa kekhawatiran ketika mengharuskan diri meningkatkan aktivitas, karena ada kecemasan tertular Covid-19, dengan varian baru yang lebih keras merenggut nyawa manusia.

Benteng satu-satunya untuk melawan Covid-19 adalah keluarga, di mana keluarga menjadi tumpuan, harapan, sekaligus penyemangat bagi sanak famili yang terjangkiti penyakit yang menular ini.

Baca Juga : Di Tengah Pandemi, Hati-hati Serangan Panik Bisa Melanda Kapan Saja dan di Mana Saja!

Ada begitu banyak pengalaman dan hikmah luar biasa, bagi masyarakat yang terpapar Covid-19, dan yang sedang melakukan isoman, serta bagi masyarakat yang mampu melawan dan dinyatakan sembuh.

Pasca isoman, ada yang merasa seperti terlahir kembali, ada yang ketakutan dan cemas akan datangnya kematian, ada pula tertegun atas musibah yang sedang menimpa.

Bagi masyarakat yang sedang menjalani isoman, ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran akan kematian pastinya terlintas dalam pikiran dan hati. Tentu saja hal tersebut menambah rasa takut yang mendalam, sehingga dukungan keluarga menjadi sangat penting untuk terus bangkit melawan virus yang sedang menjangkiti.

Secara umum masyarakat ada ketakutan akan sebuah kematian, apalagi bagi yang selalu melakukan dosa dan maksiat kepada Tuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun