Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pentingnya Jalinan Komunikasi yang Baik Antara Bos dan Bawahannya

14 Juli 2021   11:46 Diperbarui: 15 Juli 2021   12:51 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Komunikasi merupakan hal yang sangat menentukan terhadap jalannya sebuah usaha, yang mana peran penting seorang leader dalam memimpin perusahaan menjadi tolak ukur bagi keberhasilan sebuah usaha"

Dalam realitas dunia kerja, banyak tipologi seorang pemimpin yang kerapkali membuat bawahannya tidak nyaman dan membuat suasana hati kurang betah, hal itu menjadikan seorang bawahan menjadi gerah dan terkadang harus memilih untuk resign.

Jika lidah diibaratkan pedang, maka ia lebih tajam dari pedang itu sendiri. Namun lidah juga bisa menyejukkan laksana air yang mengalir, dan pastinya akan selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa betah dan nyaman.

Seorang leader yang baik akan selalu memahami situasi dan kondisi bawahannya, dan ia adalah seorang pendengar yang baik dan selalu menghargai apa yang dikerjakan oleh bawahannya. 

Begitu juga dalam berkomunikasi, yang mana antara bos dan bawahan perlu menjalani pola komunikasi yang baik. Namun, perlu diingat juga saat berkomunikasi, seorang bos tidak boleh melontarkan pernyataan yang bisa membuat karyawan sakit hati.

Berikut beberapa hal yang perlu dihindari bos dalam menjalin komunikasi dengan bawahannya:

Hindari Kalimat Egoisme 
Dalam diri setiap individu, tentu ada sifat ego dan superego yang merupakan faktor bawaan sejak lahir. Namun keduanya bisa diolah sedemikian rupa supaya bisa di-manage dengan baik.

Ada banyak kalimat egoisme yang perlu dihindari oleh seorang bos dalam situasi dan kondisi di lingkungan kerja, semisal "jika bukan karena saya", atau kalimat ego "saya bos di sini kamu mau apa".

Kalimat egois yang keluar dari mulut seorang bos bisa menjadi goresan luka dalam hati, sehingga kalimat egois itu menyebabkan anak buah tidak krasan dan tidak enak hati.

Kalimat egoisme atau komunikasi instruktif memang terkesan melakukan pressure kepada bawahan, supaya bawahan segera mengerjakan apa yang diperintahkan. Tetapi alangkah lebih baiknya jika seorang bos menggunakan kalimat persuasif supaya bawahan lebih senang mengerjakan apa yang diperintahkan. Misalnya kalimat "minta tolong" yang menunjukkan kerendahan hati seseorang, sehingga dengan satu ucapan akan menggerakkan mereka apa yang sudah diperintahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun