Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wujud Nilai Pancasila Tidak Sekadar Mendengung dalam Ucapan

2 Juni 2021   04:29 Diperbarui: 2 Juni 2021   05:30 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pancasila sebagai ideologi sebuah bangsa, memiliki ciri khas mempersatukan sebuah perbedaan dalam wujud toleransi dan kerukunan antar ummat manusia".

Pancasila tidak hanya sekedar ideologi yang harus di hafalkan dalam pendidikan kewarganegaraan, namun lebih dari pada itu Pancasila sebagai Ideologi Negara memiliki nilai-nilai yang sangat kuat dalam mempersatukan warganya dalam kebhinekaan.

Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan yang termaktub dalam Pancasila, meski berbeda-beda, kita tetap satu, sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai keadaban bagi ummat manusia.

Bahasa yang satu yakni Bahasa Indonesia yang menjadi chiri khas bangsa kita, meski ada ribuan bahasa daerah di negeri Nusantara ini, yang merupakan khazanah atau kekayaan dari bangsa yang memilki kekayaan akan sumber daya alamnya.

Nilai Pancasila merupakan saripati pemikiran para tokoh pendiri bangsa (The Founding Father) sebagai pemprakarsa lahirnya Pancasila sebagai ideologi Negara, dengan menyatukan seluruh kepentingan masyarakatnya, mulai dari aspek keyakinan, keadilan, kemakmuran, persatuan dan kesatuan, saling gotong royong, sistem musyawarah, merupakan ajaran yang positif untuk menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam diri, untuk senantiasa mencingai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ada banyak contoh di Negeri kita, bahkan yang mendengungkan nilai-nilai Pancasila dengan sebuah pledoi, "Saya Pancasila, saya Indonesia, nyatanya harus berbaju oranye, karena terlibat akrobat politik yang bermain-main dengan uang". Apakah seperti itu yang di sebut dengan pancasilais?

Bermunculan di berbagai media sosial " saya Pancasila, saya Maling, sebagai anekdot dari para tokoh yang mengaku pancasilais, nyatanya tidak mampu mencerminkan diri mereka sebagai orang yang memegang teguh ajaran dan nilai-nilai Pancasila.

Sebagai warga yang berusaha baik, dan mengikuti seluruh aturan yang ada di Negeri ini, menjadi sangat penting merenungi ajaran dan nilai-nilai Pancasila, sebagai Ideologi, sekaligus mengamalkan apa yang menjadi ajaran dalam ideologi bangsa kita.

Pada sila pertama, ada nilai dan sistem kepercayaan yang beragam, dimana sistem kepercayaan yang berkembang di negeri kita ini, tentunya harus mengamalkan sistem kepercayaan yang di yakini, tanpa harus mengganggu, menyalahkan sistem kepercayaan yang lain..

Selanjutnya pada sila yang kedua, yang merupakan gagasan kemanusiaan dalam kehidupan sosial masyarakat, dimana menjunjung sebuah keadilan, dan masalah kemanusiaan lainnya, memang menjadi tugas bagi kita semua, sebagai pemimpin di muka bumi ini. 

Pada sila yang ketiga menjaga persatuan dan kesatuan merupakan pokok bagi kehidupan warganya dalam sebuah perbedaan. Menjaga kerukunan dan hidup dalam ke gotong royongan, merupakan ruh kehidupan masyarakat Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun