Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara Kehidupan Part II, Luka dan Air Mata Bahagia

20 Mei 2021   08:16 Diperbarui: 20 Mei 2021   08:27 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.republika.co.id

Begitupun dengan Fatia, "Duhai kekasihku, hingga sampai detik ini, rasanya jiwa ini selalu bersamamu, meski semua ini adalah ikatan hati, yang masih belum mengerti arah dan tujuannya".

Disisi yang lain Hilal yang merupakan tunangan Fatia, dengan segala cara untuk menaklukkan hati Fatia, dan Hilal terus mempengaruhi Bapak Fatia, meski kondisinya sedang sakit, karena disitulah kesempatannya, bahkan Hilal ini tidak segan-segan memfitnah Faza yang menyebutnya lelaki tanpa masa depan, hingga membuat hati Fatia terasa remuk redam mendengar pernyataan Hilal yang tak masuk akal.

Karena kebencian Fatia pada Hilal, meski sudah berstatus Tunangan, Fatia selalu mencari cara untuk menggagalkannya, banyak hal yang kemudian di buat serumit mungkin oleh Fatia, bahkan acapkali membuat perilaku yang bisa menimbulkan kebencian Hilal pada dirinya.

Hari-hari yang dipenuhi tangis dan air mata, tidak membuat Fatia harus menyerah pada keadaan, ia masih terus saja melawan atas apa yang telah di lakukan Hilal padanya, meski tak bisa dipungkiri, rasa balas Budi itu selalu di jadikan senjata oleh Hilal untuk menekan Bapak dan dirinya.

Sampai pada suatu hari, dikala sang bapak sudah mulai sembuh dan sehat, pada saat itu pula Fatia berusaha menggagalkan pertunangannya dengan Hilal, bukan hanya persoalan tidak cinta saja, tetapi Ibunda Hilal yang sangat membenci perilaku Fatia, menjadikan rasa tidak suka padanya, bahkan ironisnya Ibu Hilal sampai mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas bagi Fatia, hingga kata-kata itu sangat membekas dalam relung jiwanya.

Kabar baik itu pun pada akhirnya datang jua menghampiri Fatia, karena Fatia yang akan menjalani hidup, dan yang akan merasakan apa yang akan terjadi, dan akhirnya sang bapak Yang sudah sembuh dari penyakitnya, pada akhirnya, pertunangan antara Fatia dan Hilal pun di gagalkan jua.

Kabar baik itupun seakan membuat Fatia, seperti mendapatkan angin Syurga. Fatia pun tersenyum bahagia bisa melanjutkan tali kasih denga Faza.

Nb: jika ada kesamaan karakter, nama tokoh, dan alur cerita dalam fiksi ini kami mohon maaf, semua hanyalah fiksi semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun