Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aku, Kita, Kami, dan Corona

10 Mei 2021   21:08 Diperbarui: 10 Mei 2021   21:10 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.kompas.tv

Sembilu yang belum berujung, telah merenggut ribuan jiwa, hadir tanpa di undang, dan apakah engkau akan pergi dengan begitu tenangnya.

Hiruk pikuk dan kehebohanmu telah membuat geger dunia,tidak hanya negeri merah putih yang terdampak, hampir semua negara telah engkau jelajahi, entah dari engkau terlahir dan berasal, hingga engkau mampu memporak-porandakan tatanan.

Oh...Corona hadirmu tiada pernah di sangka, menjelma tak kasat mata, tapi sudah banyak mangsa kau serang hingga habislah nyawa. Lalu kapankah engkau akan mati, dan tak muncul lagi..? Hingga dirimu tidak meresahkan ummat manusia.

Aku : apakah Corona itu ada,? Seperti apa bentuknya..? Bagaimana iya menyerang hingga mampu menjadikan orang merenggang nyawa? Apakah tugasmu sudah menggantikan malaikat maut..?

Kita : Corona itu ada, bentuknya berduri, dan beeafiliasi dengan tubuh manusia..

Kami ; akupun sependapat dengan kita, corona itu memang sangatlah nyata, berperan sebagai pencabut nyawa'".

Corona : Aku datang dan menyebar lewat manusia, hinggap dan ikut hidup dalam tubuhmu, jika iman dan imunmu tidak kuat, maka bersiaplah untuk dikremasi, begitulah kira-kira fatwa Corona.

Dari percakapan yang penuh gejolak itu, antara aku, kita, kami dan Corona,seperti tiada ujung.. Engkau hadir, tidak hanya membayakan hidup dan kehidupan manusia, namun engkau hadir juga telah memporak-porandakan tatanan kehidupan dari berbagai aspek, hingga banyak negara telah membuat kelimpungan dengan hadirmu.

Ilustrasi : www.cnnindonesia.com
Ilustrasi : www.cnnindonesia.com
Saat ini kehadiranmu yang parah, berada di New Delhi, India, seperti masih belum surut, ratusan nyawa meregang, pemerintah pun kelimpungan mengkremasi mayat-mayat yang berserakan.

Aku, kita, kami dan Corona, tiada lelah dibahas dan diteliti untuk mengantisipasi kembang biakmu..

Kita dan kami, sudah banyak pakar menjelaskan, dari bentuk dan seranganmu. Namun apalah daya semua hanya mengira dan mempeediksi, sementara kondisi seranganmu yang sebenarnya tiadalah yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun