Mohon tunggu...
Ali Hasyim
Ali Hasyim Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya seorang yang merupakan seorang pendidik dan juga aktiv di media sosial, oleh karena itu saya sangat senang sekali menulis berbagai macam tulisan yang berhubungan dengan sosial-politik,budaya,dan agama.

seorang suka membaca,berkebun dan bertani.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keep Calm and Stay Safe

30 Juni 2020   15:22 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:01 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Virus corona berjalan ke rumah kita melalui sudut pintu sebagai sosok monster yang tidak asing,". Sebut Mike Devis, penulis buku The Monstre at Our Door: The Global Threat of Avian Flu. Ia tampak akrab , merek berjalan melalui pintu layaknya tamu hendak singgah ke rumah kita. Alih-alih membawa kabar gembira, para tamu tak diundang itu justru membawa kabar buruk bagi masa depan umat manusia.

Media tanpa henti mengulangi berita"Jangan Panik!" Dan kemudian kita mendapatkan sebuah berita baru dengan data yang tidak bias tidak untuk tetap memicu kepanikan. Menampilkan berbagai data terkini, ini sebagai tanda bahwa kita dalam kepanikan atau memang dipaksakan panic dengan keadaan dari situasi yang diberitakan.

Sekitar awal mula kemunculan berita tentang Covid-19 datang ke Indonesia, salah satu pasar terbesar penyedia alat kesehatan di Jakarta. Pasar Pramuka, Jakarta Timur diserbu warga sejak berita dua orang WNI positif corona tersebar. Warga dari kawasan Jabodetabek memborong masker hingga disinfektan atau hand sanitizer.

Salah satu pedagang obat dan alat kesehatan, Arief mengungkapkan, hari ini ia menyediakan 2 karton atau 80 box masker Sensi. Namun, sejak pemberitaan 2 WNI positif corona itu, dalam satu jam maskernya habis.

"pagi tadi masih ada 2 karton, jual Rp 500.000. Tapi sekarang sudah habis," ungkap Abdullah di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Senin (2/3/2020) https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4924043/pasar-pramuka-masih-diserbu-pemburu-masker.

Tidak hanya terjadi di Pasar Pramuka, salah satu swalayan grosir terlihat banyak antrian mengular membeli hand sanitizer,tisu,kebutuhan bahan pokok dll. Memang panic memiliki logikanya sendiri. Tapi, ini merupakan fakta bahwa kepanikan sudah melanda di masyarakat kita di awal kedatangan virus corona.

Tiba-tiba dan memang adanya kepanikan hand sanitizer, masker, half face seketika hilang di pasaran, kalau juga ada harganya melambung seratus persen. Seperti yang diceritakan oleh Abdullah"Hand sinitizer ini biasa dijual Rp. 25.000-00 per/250 ml karena ada yang dinyatakan reaktif harganya menjadi Rp. 150.000-.".

Epidemic ini merupakan bencana global, tak hanya menandakan globalisasi pasar, ia juga menandakan batas yang yang lebih fatal dari populisme nasionalis yang menekankan keadaulatan Negara secara penuh.

Pada bulan Juni 2020 adalah New Normal diberlakukan di Indonesia dengan segala protokoler kesehatan yang telah disosialisasikan oleh Pemerintah Pusat ke daerah dan harus kita ikuti protokoler, benar bahwa tidak ada jalan kembali ke keadaan normal, yang ada adalahan"New Normal" dalam bentuk baru dan dibangun diatas reruntuhan kehidupan lama kita, jangan lupa pakai masker dan cuci tangan. Keep calm and Stay Safe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun