Mohon tunggu...
Anggi khairinahanum
Anggi khairinahanum Mohon Tunggu... Dosen - seorang mama yang hobi sebagai dosen, ngopi sambil menulis

temppaat ccuurhat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mama, Jangan Jaim Dong!

25 Agustus 2021   21:25 Diperbarui: 26 Agustus 2021   19:10 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
plymouthherald.co.uk

Setelah penat melakukan pekerjaan, mulailah aktifitas untuk diri sendiri seperti minum teh sambil membaca buku kesukaan atau bermain game di handphone. 

Meluangkan waktu untuk diri sendiri sangat diperlukan untuk menurunkan stres. Hal ini juga berdampak kepada anak. Setelah melakukan me time, pembawaan kita akan lebih tenang dan santai serta mengurangi pemikiran yang buruk kepada anak. Anda akan lebih mudah mendengarkan cerita anak ataupun bercerita. Interaksi yang damai membantu kita untuk lebih mudah memberi masukan kepada anak.

Buatlah permainan seru dengan anak

Relaksasi diri juga bisa dilakukan bersama anak. Jangan malu berkegiatan bersama balita atau batita seperti berlari maupun tertawa, menunjukan beberapa mimik wajah yang lucu ataupun bercerita. Hal ini sangat membantu anak balita mengenal kosakata dan cara berkomunikasi kepada orang yang lebih dewasa maupun teman sebayanya.

untuk anda yang memiliki anak remaja, tentunya dapat melakukan kegiatan bersama di rumah seperti berkebun, membuat permainan menarik dan memasak bersama. Kegiatan−kegiatan bersama anak dapat membantu menjalin kedekatan. Kedekatan emosional dengan anak remaja berdampak baik untuk mengurangi stress. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kondisi psikologis anak.

Stop overthinking, mulailah berbicara!

Berhentilah berpikir buruk bahwa anda tidak bisa melakukan apapun didalam rumah untuk anak. Mulailah membuat afirmasi positif dalam diri bahwa anda mampu menggantikan peran teman dan gurunya. Perlu kita sadari bahwa yang diperlukan seorang anak diluar adalah penerimaan diri khususnya bagi remaja.

Menurut penulis penyakit yang menyerang mental orang tua adalah gengsi dan merasa sudah tahu sehingga senang menasehati anak tanpa mendengarkan. Saat ini, mulailah dengan pembicaraan ringan seperti menanyakan kegiatan apa yang dia senangi, kebiasaan apa yang dia lakukan dll. Jika anda memiliki anak remaja yang menyukai film atau musik korea, mulailah anda mencoba mendengar dan apresiasi apa yang dia senangi dengan mengikuti style atau menyanyikan meski salah. Jangan malu untuk bertanya apa yang anda tidak tahu tentang dunia remaja dan biarkan dia mulai bercerita. Begitu pula anda, anda dapat memulai berbagi apapun yang anda suka dan biarkan mereka berkomentar tentang itu. Hal-hal sederhana dan bercerita seperti ini dapat membantu anda mengurangi stress dan membangun kedekatan dengan anak dirumah.

Pandemi ini sangat membantu untuk membangun kedekatan dengan anak. Tertutama masalah pendidikan. Bantulah anak anda memahami yang anda ketahui dan sampaikan apa yang tidak diketahui. Keterbukaan dan usaha anda untuk membantu anak juga merupakan salah satu cara membangun kedekatan. Jangan malu mengutarakan bahwa anda tidak tahu dan mengajaknya mencari tahu bersama. Perlu anda ingat bahwa tidak ada seorangpun yang bisa mengerjakan semua mata pelajaran meski seorang guru sekalipun. Jangan paksa anak anda mengerti sesuatu dengan amarah maupun pukulan. Ini akan mengganggu kondisi emosi dan membentuk jiwa kita menjadi memiliki pemikiran buruk terhadap anak.

Jadikanlah anak remaja sebagai teman

Anak remaja yang kehilangan kedekatan dengan teman sebayanya mudah menjadi pemarah dan sangat mengganggu. Mulailah menjadi temannya di rumah. Cari tahu apa yang senang ia bicarakan bersama teman-temannya. Jangan malu untuk mencari tahu hal-hal yang remaja sukai. Jadikan anak sebagai teman dekat anda di rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun