Mohon tunggu...
akh fillah adi
akh fillah adi Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk ibadah

Tinggal di Bangil Pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tunduk dan Mendekat

21 April 2020   22:45 Diperbarui: 21 April 2020   22:52 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

TUNDUK DAN MENDEKAT

Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (Surah Al 'Alaq/ 96: 19)

Dunia ini banyak dihiasi kesenangan, kemewahan, dan keindahan-keindahan. Berburu kesenangan hingga manusia lupa akan aturan. Mencari kemewahan sampai tak peduli dengan orang lain yang mengalami kesulitan. Menuntut keindahan di semua keadaan, sampai-sampai lupa akan kewajiban.

Di balik senang, mewah, dan indah, juga terbentang kemiskinan, kemelaratan, dan penderitaan. Orang-orang dengan penghasilan yang berkekurangan. Tak cukup untuk makan sehari. Meski usaha telah dilakukan dengan sepenuh hati.

Ada pula mereka yang sama sekali tak memiliki kesanggupan. Fisik terbatas, keterampilan tak punya, hanya tangan menengadah yang ia bisa. Hidup dalam kemelaratan.

Di tempat lain, masih banyak orang-orang yang menghadapi kenyataan dengan penuh penderitaan. Penghasilan tak ada, fisik tak kuasa, dirundung sakit-sakitan pula.

Tiada jalan lain tunduk dan mendekatlah kepada Allah Ta'ala. Kekuatan iman yang akan menjernihkan semua keadaan. Mereka berhias kesenangan. Dan harus berhadapan dengan perintah "Bersujudlah kamu! Dan mendekatlah kamu kepada Allah Ta'ala".

Ia akan menyadari bahwa kesenangan dunia semu dan sementara. Maka lahirlah kepedulian kepada sesama. Karena ia ingat kepada Allah Ta'ala yang telah memberinya berbagai kesenangan. Maka ia akan merasakan kebahagiaan seketika ia dapat membahagiakan orang lain yang kesusahan.

Tak kata lain kecuali bersujud dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala yang Mahapengasih. Kemewahan yang telah diperjuangakan bisa seketika lenyap tak berbekas.

Beruntunglah yang kemudian menyadari ada hak Allah Ta'ala yang harus ditunaikan. Zakat, infaq, dan shadaqah harus dikeluarkan. Hingga ia sadar betul, cara melanggengkan kenikmatan itu dengan ketaatan kepada yang Mahamemberi. Tunduk dan mendekatlah hanya kepada-Nya. Hingga kemewahan hakiki akan diraih kelak di surga-Nya.

Keindahan-keindahan dunia tak ada habisnya. Tapi bagi manusia yang hidup dalam derita, tak ada kata indah di hidupnya. Maka bersyukurlah bagi mereka yang bisa meraih kesenangan, kemewahan, dan keindahan dunia. Dan ada kewajiban untuk mengikuti petunjuk dan aturan-Nya atas nikmat-nikmat yang istimewa itu.

Lalu, bersabarlah wahai mereka yang dirundung duka, derita, dan nestapa. Tiada jalan lain yang akan melahirkan pertolongan-Nya kecuali mereka menjaga taqwa. Bersabar atas ujian kesusahan yang dihadapi.

Sabar yang terus menerus meneguhkan jiwa. Sabar yang tulus akan memberikan kekuatan. Bukan mengeluh lalu putus asa. Sabar adalah teguhnya hati untuk menahan diri tidak berbuat maksiat. Sabar adalah kunci meraih pertolongan-Nya. Cukuplah Allah sebagai sebagai sebaik-baik penolong dan pelindung bagi kita. Hasbunallah wa ni'mal wakil. #akh fillah adi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun