Mohon tunggu...
Akh_ Khisabil
Akh_ Khisabil Mohon Tunggu... Security - Kisah sukses orang lain belum tentu jadi kisah sukses kita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

reputation of the tongue

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Gender Si Kecil?

8 Oktober 2021   20:09 Diperbarui: 8 Oktober 2021   21:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal seseorang di lahirkan di dunia secara biologis anak atau bayi laki-laki dan perempuan memang sudah berbeda. Yang pasti dapat di bedakan antar keduanya yaitu,  kalau bayi laki-laki di berikan permainan yang seperti mobil-mobilan, robot-robotan dan lain-lain, sedangkan kalau bayi perempuan akan di berikan permainan seperti masak-masakan, boneka dan lain-lain yang melalui ini semuanya akan membentuk peran akan pria dan wanita yang sangat berbeda secara psikologis maupun sosiologis.

Gender adalah salah satu dimensi sosbud seseorang sebagai laki-laki dan perempuan gender mempunyai peran suatu harapan yang akan menetapkan bahaimana laki-laki dan perempuan harus bisa berfikir, bertindak dan mempunyai perasaan

Yang di maksud dengan gender adalah pembedaan peran laki-laki dan perempuan yang menjadi patokan adalah sifat, peran, atribut, perilaku dan sifat yang mana tumbuh kembang seseorang dalam masyarakat dan di bagi menjadi peran yang reproduksi, produktif serta peran sosial kepada masyarakat.

Orang tua memiliki peran besar dalam perkembangan gender ini karena gender adalah awal yang paling penting dalam suatu hubungan komunikasi. Pola yang akan menjadikan peran ini dapat membentuk karakter atau sifat individu terhadap pekembangan gendernya. Perilaku orang tua juga akan menjadikan identitas sesorang yang akan menunjukkan perbedaan orang tersebut dengan lainnya.

Orang tua juga harus bisa membedakan perlakuan maupun mendidik terhadap anak laki-laki dan perempuan.

Seorang anak perempuan cenderung lebih pasif dan tergantung, sedang kan seorang anak laki-laki harus menjadi pemimpin yang tegas dan lebih aktif mengapa begitu karena seorang laki-laki akan pintar bersaing dalam lingkup masyarakat unutk bekerja. Sedangkan seorang anak perempuan esok akan menjadi ibu dari anak-anaknya kelak dalam keluarga kecilnya, secara biologis seorang laki- laki lebih kuat dari pada seorang perempuan. 

Seorang laki-laki pasti mendapatkan tugasdan tanggung jawab yang lebih berat contohnya bekerja mencari nafkah bagi keluarga kalau sudah berumah tangga, sedangkan seorang anak perempuan akan jauh lebih ringan dan melakukan tugas yang ringan contohnya jadi ibu rumah tangga. Bisa di katakan seorang pria yaitu lebih berorientasi ke publik sedangkan seorang perempuan lebih ke berorientasi domestik

Maccobyy & jacklin(ihromi 2004) menjelaskan dua teori yaitu: teori reinfocement, dan teori imitasi.

Teori Reinfocemen

Penghargaan berupa pujian pada anak harus selalu di berikan ketika anak sudah melakukan hal yang positif, dan juga harus memberikan hukupan pada anak karena jika anak tidak di berikan imbangan antara penghargaan dan pujian maka kemungkinan mungkin masa depannya seorang anak akan menjadi apa yang tidak seperti kita ingin kan.

Menekankan kembali pernghargaan atau hukuman, hal ini akam memicu anak yang bertingkah laku sesuai gendernya. Perkembangan jenis kelamin pada anak-anak akan terjadi di mitasi dan observasi serta perlakuan yang haru sesuai dengan gendernya melalui proses hukuman maupun pujian yang hanya di alami seorang anak khususnya perilaku yang tidak sesuai dengan gendernya. Sosialisasi represif akan sangat menitik beratkan pada perilaku yang salah atau hukuman dan mencontoh kan hal yang baik pada anak, hukuman dan imbalan harus dengan bentuk yang bersifat matrial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun