Mohon tunggu...
Akbarlian Putra
Akbarlian Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah, agar engkau dicatat oleh peradaban.

Pemuda melankolis berwajah antagonis. Pemuja sastra, Gila diksi dan metafora. Pecinta kopi pahit, Boros tak pernah bisa irit, dan bila berbicara suka berbelit-belit. Hidup dibumi, ditanah sumatera dibagian selatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Kecewa

15 Januari 2019   00:09 Diperbarui: 15 Januari 2019   11:00 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejuk kupandang
Gunung tinggi diseberang lautan
Tanpa tau apa
Dan bagaimana semestinya disana
Seakan nalar enggan membaca
Dan intuisi tak lagi berguna

Langit mendung seakan membawa petir
Dan badai akan menghantam
Angin berhembus keras
Seakan ikut memporak-porandakan
Tanpa ia sadari
Mentari yang begitu terik pun membawa musibah
Yang begitu mendalam

"Kau boleh;
Berkata jika tau. Berangan jika mampu. Yakin jika tak lagi ragu."

Kadang apa yang kau lihat tak seperti apa yang tersirat
Kadang apa yang kau rasakan tak seperti apa yang kau pikirkan
Dan kadang, Apa yang kau benci tak seperti apa yang ada di hati

Berfikir panjang
walau emosi sesaat
Berani bertanggung jawab
walau tak sadar telah khilaf

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik
Tapi tentang siapa yang berbuat baik
Bukan berpura pura baik
Ataupun mendadak menjadi baik

Mata melihat,
Namun hati menilai.
Rasa kecewa pun tak akan bertamu,
Jika kau mampu mengerti aku.

Palembang, 15 Januari 2019
AKBRLNPTRA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun