Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru yang Ikhlas, Penyayang, dan Bahagia

22 Agustus 2021   11:24 Diperbarui: 22 Agustus 2021   11:38 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Bagian 9 dari 20 Tulisan untuk Buku Baru saya yang akan terbit September 2021, GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA)

A. MENJADI PRIBADI PENYAYANG

Pribadi guru itu adalah pribadi penyayang. Mendidik orang berarti menyayangi orang tersebut. Kita mendidik murid-murid adalah karena sayang dengan mereka, ingin mereka lebih maju dan berkembang.

Apapun yang kita lakukan sebagai guru, pada dasarnya adalah karena sayang kepada murid-murid kita. Kalau kita marah, itu karena sayang. Menegur mereka karena terlambat, itu juga karena sayang. Menghukum mereka karena tidak mengerjakan tugas, itu juga karena sayang.

Apa yang kita lakukan, semua yang kita kerjakan, pada dasarnya adalah karena kita sayang kepada murid-murid kita. Itulah yang disebut sebagai pendidikan. Apapun yang kita lakukan, dasarnya adalah untuk mendidik anak-anak, bukan untuk yang lain.

Jiwa-jiwa penyayang itu yang paling mudah terlihat pada wajah dan tingkah laku kita. Tersenyum, menunjukkan wajah yang ramah, sikap terbuka, mau mendengarkan, tidak merasa pintar sendiri, memberi solusi, dan sebagainya. Membuat orang nyaman berbicara dan berinteraksi, sehingga mereka terpacu untuk mengembangkan potensi hebat yang mereka miliki.

Pada saat kita memuji siswa karena prestasi yang kita raih, kita lakukan karena kita sayang dengan mereka. Jiwa-jiwa penyayang itu tercermin juga pada saat kita harus mendidik murid-murid dengan penuh disiplin. Pada saat memberi hukuman atau peringatan, kita niatkan sepenuhnya untuk mendidik mereka menjadi orang-orang yang penuh disiplin.

Bersihkan hati dari kemarahan dan dendam. Apa yang kita lakukan buat siswa bukan karena kemarahan kita, tetapi karena ingin mendidik mereka dengan sebaik-baiknya. Bagaimana menilainya? Tentu yang bisa menilai adalah diri kita sendiri. Akan berbeda tindakan kita antara yang didasari oleh kemarahan dan emosi, dengan yang didasari oleh jiwa-jiwa keikhlasan dan pendidik.

Ukurannya ada di hati nurani, bahasa Arabnya, dhomir. Selalu kita tanyakan kepada nurani kita, apakah yang kita lakukan sudah dalam konteks pendidikan, atau karena menuruti emosi dan perasaan kita.

Ciri lain dari pribadi penyayang adalah kesabaran kita dalam mendidik anak-anak. Setiap anak adalah unik, berbeda antara satu dengan yang lain. Terkadang ada murid yang mudah mengerti, namun demikian, beberapa siswa membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun