Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Mesti Punya Visi dan Target

17 Agustus 2021   06:31 Diperbarui: 17 Agustus 2021   06:46 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup harus punya target. Sumber foto: Pixabay

B. PRINSIP-PRINSIP SEBUAH TARGET

Oleh para ahli, sebuah target harus memiliki prinsip SMART, singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timely. 

Prinsip pertama yang harus diperhatikan adalah Specific, artinya khusus atau tidak umum. Misalnya saya ingin menjadi seorang guru yang sukses. Target semacam ini tidak jelas dan masih bersifat abstrak. Maka buatlah yang lebih spesifik, misalnya saya bercita-cita ingin mendapatkan penghargaan guru teladan tingkat nasional pada 4 tahun mendatang. 

Nah, pernyataan ini lebih spesifik dari pada sebelumnya. Atau bisa juga saya ingin memiliki rumah tipe 100 pada 5 tahun mendatang.

Target-target yang masih umum misalnya; saya ingin menjadi orang yang bermanfaat, saya ingin menjadi orang yang bahagia, saya ingin menjadi orang yang bemanfaat, saya ingin membahagiakan orang tua, saya ingin sekolah maju, dan sebagainya.

Target harus lebih khusus, bahagia itu apa? Punya rumah, punya mobil, punya pasangan, punya anak, pergi haji, wisata ke luar negeri, dan sebagainya. 

Orang yang bermanfaat itu apa? Punya pesantren, mendirikan masjid, punya sekolah, punya panti asuhan, bisa berzakat, dan sebagainya. Membahagiakan orang tua itu bagaimana? Memberangkatkan umroh dan haji, memberikan uang setiap bulan untuk orang tua, membelikan rumah, dan sebagainya. Harus ada sesuatu yang lebih khusus.

Ketika keinginan dan target yang dituju sudah berada di tangan, maka berikutnya adalah Measurable artinya terukur. Ukuran biasanya terjadi dalam angka, misalnya dalam kasus di atas, saya ingin mempunyai rumah tipe 100. Namun sebaiknya jangan hanya sekedar ingin memiliki rumah, lebih dari itu saya juga ingin selesai S2 4 tahun  yang akan datang.

Kalau ada ukurannya, maka akan lebih jelas. Ingin punya rumah yang tanahnya 1000 m2, bangunannya bertingkat 2, harganya berapa Milyar, dan sebagainya. Ingin mempunyai penghasilan satu bulan berapa juta. Pokoknya apapun yang kita inginkan, mesti bisa diukur, mesti ada angkanya.

Selanjutnya, hal yang tidak boleh dilupakan yaitu Achievable, atau sesuatu itu bisa dicapai. Dengan ungkapan lain, jangan menargetkan sesuatu yang memang tidak bisa diraih, atau sangat sulit untuk digapai. Oleh karena itu, harus Realistic artinya menyesuaikan dengan keadaan kita sekarang. Jangan bercita-cita layaknya pungguk merindukan bulan. Dalam arti cenderung kurang realistis dan mengada-ada.

Setelah realistis, kita harus senantiasa mengukur dan mempertimbangkan waktu atau Timely. Hal ini sangat dibutuhkan, karena kita perlu menargetkan suatu pekerjaan harus selesai dan beres dalam beberapa jam, hari, atau bulan dan seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun