Mohon tunggu...
Akbar Tribowo
Akbar Tribowo Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Industri Pariwisata

Seorang pencinta industri pariwisata yang sedang belajar menulis untuk mengisi waktu luang. Siap menerima kritik dan saran yang membangun.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menyikapi Tuntutan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Industri Pariwisata Indonesia

21 April 2019   14:16 Diperbarui: 28 Maret 2020   02:48 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari unsplash.com

Tidak dapat dipungkiri pariwisata telah menjadi salah satu industri di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Begitupun di Indonesia, pada era perkembangan dan pertumbuhan industri pariwisata sangat pesat di Indonesia. Adanya pariwisata hampir tidak pernah lepas dari pentingnya sektor pendukung seperti lingkungan, demografi, perbankan, serta diikuti oleh peranan teknologi.

Ketika berbicara tentang peranan teknologi, kita telah diyakinkan bahwa saat ini merupakan masuknya era digital secara masif khususnya di Indonesia. Berdasarkan situs Wearesocial dalam laporannya yaitu 2018 Global Digital Report dikatakan bahwa jumlah pengguna internet dunia yang telah mencapai 4.021 miliar orang dari total populasi dunia yaitu 7.593 miliar orang, ini artinya 53% penduduk dunia telah aktif menggunakan internet. Di Indonesia sendiri dalam laporan yang sama penggunaan internet mencapai 132 juta orang dari 265 juta penduduk Indonesia. Jumlah tersebut membuktikan bahwa setengah dari penduduk Indonesia telah melek dengan teknologi khususnya internet.

Disamping itu, booking.com mengeluarkan hasil penelitiannya terkait 8 prediksi trend wisata di tahun 2019 dengan menggali wawasan dari 163 juta ulasan tamu yang sudah terverifikasi serta temuan dari 21.500 wisatawan di 29 negara, diantaranya yaitu berwisata sambil belajar, mendambakan kemudahan, teritori yang terjamah, lebih dekat dengan personal, bepergian dengan hati nurani, plastik sangat tidak fantastik, kurasi pengalaman dan memaksimalkan perjalanan mikro. Hasil tersebut mengungkapkan bahwa wisatawan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan.

Kementrian Pariwisata pun dirasa menyambut baik tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini sudah masuk ke Indonesia. Melalui Rakornas Pariwisata dengan tema besar: Transforming Tourism Human Resources, Winning The Global Competition in 4.0 Era. Dilihat dari tema besar tersebut Kementrian Pariwisata akan memulai era Tourism 4.0 dengan meningkatkan SDM di bidang pariwisata lalu disusul membangun infrastruktur teknologinya. Dalam kaitan tersebut, bahwa fitur atau sosok sumberdaya manusia pada abad 21 adalah manusia-manusia yang memiliki kualifikasi sebagai berikut (Tjokrowinoto, 2001):

  1. Memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku yang relevan dan mampu menunjung pencapaian sasaran dan bida tugas dalam suatu organisasi.
  2. Memiliki disiplin kerja, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan dan terhadap organisasi.
  3. Memiliki rasa tanggungjawab dan pengertian atau pemahaman yang mendalam terhadap tugas dan kewajibannya sebagai karyawan atau unsure manajemen organisasi.
  4. Memiliki jiwa kemauan yang kuat untuk berprestasi produktif dan bersikap profesional.
  5. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk sealu mengembangkan potensi dan kemampuan diri pribadi demi kelancaran pelaksanaan tugas organisasi.
  6. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang teknik maupun manajemen dan kepemimpinan.
  7. Memiliki keahlian dan ketrampilan yang tertinggi dalam bidang tugas dan memiliki kemampuan alih teknologi.
  8. Memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi dan konsisten.
  9. Memiliki pola pikir dan pola tindak yang sesuai dengan visi, misi, dan budaya kerja organisasi.

Sumberdaya manusia pariwisata merupakan individu/pelaku industri pariwisata yang secara langsung ataupun tidak langsung memiliki interaksi/ketertarikan dengan seluruh komponen pariwisata. SDM pariwisata memegang peran penting dalam menggerakkan roda industri ini. Dengan memiliki SDM pariwisata yang baik, maka pembangunan kepariwisataan dapat dilakukan secara optimal. Individu/pelaku industri pariwisata harus "dipaksakan" untuk dapat menguasai keterampilan atau pengetahuan tentang teknologi informasi dan komunikasi.

Kita harus sadar bahwa dengan adanya Tourism 4.0 saat ini artinya tidak menutup kemungkinan akan ada Tourism 5.0, 6.0 dan seterusnya dikemudian hari.  Kita tidak bisa hanya berdiam pada zona nyaman kalau tidak mau tergerus dengan arus globalisasi. "Pemaksaan" ini mungkin dapat dijawab dengan 6 program inisiatif yang dihasilkan dari Rakornas Pariwisata, yakni:

(1) Program pemetaan digital 'maturity' di industri pariwisata Indonesia,

(2) program pemetaan kompetensi, kurikulum, dan metode pembelajaran dan sertifikasi WIDT (Wonderful Indonesia Digital Tourism) 4.0,

(3) program kerja sama link and match antara PTPN (Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata) dan industri di bidang pengembangan kompetensi digital,

(4) program pengembangan dan pembinaan SDM desa wisata dengan PTPN,

(5) program kerja sama pengembangan start up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destiasi wisata,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun