Mohon tunggu...
Akbarsyah Izzulhaq Muhammad
Akbarsyah Izzulhaq Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baru belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia dan Alam

31 Desember 2022   07:52 Diperbarui: 31 Desember 2022   07:58 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perjalanan manusia di persada bumi terus bergerak maju sampai datangnya hari akhir. Bergerak merangkai peradaban dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Pada alur sama, manusia diamanahi Tuhan menjadi seorang khalifah atau pemimpin di alam raya (Qs. al-Baqarah: 30) (Kejadian 1: 28). Namun, paradigma tersebut seringkali disalahgunakan untuk bertindak agresif dan eksploitatif. Di sisi lain, pandangan antroposentrik tersebut sangat berbahaya untuk kondisi persada bumi, khususnya manusia itu sendiri. Dalam tulisan ini, penulis sedikit merefleksikan hubungan yang ideal antara manusia dengan alam.  

Sejak tahun 70-an, beberapa ilmuwan barat telah mengkritik agama abrahamik karena dianggap memiliki paradigma antroposentrisme dalam ajarannya. Namun, kritikan tersebut juga menjadi penanda awal gerakan environmentalism modern. Gerakan environmentalism terjadi dalam beberapa disiplin, diantaranya filsafat, teologi, politik, sampai psikologi. Hal tersebut menandakan bahwa manusia mulai sadar akan krisis iklim yang akan datang. Dewasa ini, meskipun gerakan tersebut kurang masif tetapi eksistensinya penting untuk diperjuangkan. 

Lingkungan merupakan dimensi ruang bagi semua benda, daya, dan makhluk hidup, khususnya manusia. Gerakan kausalitas alam raya akan memberi dampak pada kelangsungan kehidupan seluruh ciptaan Tuhan. Oleh karenanya, manusia, khususnya umat abrahamik, segera menyadari bahwa alam bukanlah objek mati yang hanya bisa dimanipulatif. Alam bisa menjadi co-partner manusia untuk membangun sebuah peradaban yang harmonis dan modern. 

Dalam dinamika environmentalism modern, terjadi dialektika antara gerakan environmentalism dengan environmentalism berbasis agama. Environmentalisme dengan dalil agama menawarkan disiplin ecotheology. Disiplin tersebut berusaha merekonstruksi pemahaman antroposentrik yang ada dalam ayat-ayat suci menjadi teosentrik. Muncul tokoh-tokoh, seperti Sayyed Hossein Nasr, Thomas Berry, Lislie E. Sponsel, David Kinsley, Roger Gottieb, John Grim, dan Evelyn Tucker.  

Dalam ekoteologi, amanah Tuhan yang diberikan pada manusia harus diaplikasikan sebijaksana mungkin. Lewat tasawuf, Islam merepresentasikan alam sebagai bentuk citra ilahi (sifat, asma', af'al) dari yang Agung. Di sisi lain, mengutip Barnabas, representasi Kejadian 1:28 adalah pengelolaan alam semesta yang bijaksana. Pada konteks yang sama, manusia memiliki nilai-nilai Tuhan yang harus diimplementasikan secara aplikatif. 

Hubungan antara Tuhan, alam, dan manusia seharusnya mengalir harmonis dan seimbang. Upaya untuk menghilangkan salah satu daripada ketiganya akan menyebabkan ketidakseimbangan. Menghilangkan Tuhan akan menimbulkan pandangan sekulerisme yang bertindak eksploitatif dan destruktif. Sebaliknya, menghilangkan alam akan membentuk konstruksi pikiran yang miskin pengetahuan dan buta peradaban. Dewasa ini, target dari hasil COP (Conference of Parties) 21, konferensi iklim PBB yang dilaksanakan setiap tahun, yang diadakan di Paris untuk mencegah suhu bumi naik 1,5 C gagal. Sebuah tantangan bagi umat manusia modern untuk mencegah puncak krisis iklim yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030.  

Mari tumbuhkan rasa kepedulian pada alam lingkungan. Implementasikan nilai Tuhan untuk berbagi rasa pada semua ciptaan-Nya. Jangan membuang sampah sembarangan merupakan perilaku paling kecil tetapi memiliki dampak besar untuk menjaga kelestarian lingkungan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun