Mohon tunggu...
Akbar Malik
Akbar Malik Mohon Tunggu... Dosen - Menjadi hebat dan melampaui keterbatasan

Perenung sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Salah Satu Cita-cita Hidupku adalah Menulis Buku

23 Januari 2018   20:28 Diperbarui: 24 Januari 2018   09:36 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."

Pramoedya Ananta Toer

Siapa yang tidak bisa menulis? Siapa yang tidak bisa mengarang? Cukup aneh rasanya jika ada diantara kita yang merasa tidak bisa menulis. Padahal pelajaran menulis sudah kita dapatkan semenjak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Lanjut di Sekolah Dasar, yang setiap selepas liburan pasti diberikan tugas untuk menulis apa saja yang sudah dilakukan pada saat liburan, dan tak lupa membacakannya didepan kelas.

Namun mungkin setiap naik strata pendidikan, kebiasaan menulis itu terus menurun. Kemampuan menulis seorang pelajar hanya digunakan pada saat merangkai kata pada kertas ujian, itu pun hasil menghafal dari buku paket semalam. Kegiatan tulis-menulis seakan tidak terlalu penting, bahkan ketika sang pelajar mampu memindahkan setiap kata dan kalimat dari buku paket pada kertas ujiannya, itu dinilai lebih dari cukup.

Lanjut ke perguruan tinggi. Mungkin ditahap inilah para mahasiswa mewajibkan dirinya untuk mengonsumsi banyak buku, juga menelurkan sebuah karya tulis. Ya, karya tulis yang tak lain tak bukan adalah sebuah skripsi. Ada sebuah kutipan yang cukup menyinggung saya, "Sayang sekali jika tulisanmu digunakan hanya sekadar untuk memenuhi tugas kepada dosen. Padahal tulisanmu bisa kau manfaatkan dan sebarkan lebih luas kepada masyarakat."

Ya, mungkin banyak mahasiswa yang sekadar menyusun karya tulisnya (baca: skripsi) sebagai syarat lulus. Jadi, dalam seumur hidup seorang mahasiswa sarjana, ia dipastikan sudah melahirkan karya tulis, yakni skripsi yang setelah penulisannya pasti menghiasi perpustakaan kampus dibagian rak kumpulan skripsi.

Tentu amat sangat disayangkan apabila kemampuan menulis kita hanya digunakan untuk pemenuhan tugas, pengerjaan ujian, dan sebatas hal-hal yang dilakukan di dunia akademis.

Sebagai insan intelektual, sudah seharusnya kita memiliki keinginan untuk melahirkan suatu karyadalam hal ini buku, untuk kita wariskan kepada generasi-generasi yang hidup setelah kita. Karena untuk kita yang mungkin tak memiliki harta benda, adakah hal lain yang bisa kita wariskan selain karya yang bermanfaat?

Menulis buku adalah warisan termurah yang dapat kita berikan kepada generasi-generasi penerus kita, dan masyarakat luas. Ya minimal kita mampu melahirkan satu buku dari sekian lama kita hidup di dunia ini. Setidaknya buah pikir kita tetap dapat dikonsumsi oleh publik, walaupun jasad kita sudah tiada. Keberadaan kita seakan tetap terasa, walaupun tubuh kita sudah tak ada di dunia. Ruh kita seakan tetap hidup melalui wujud kata-kata dan kalimat-kalimat dalam sebuah buku.

Contohnya saja Buya Hamka. Sampai detik ini, karya-karya beliau masih bertengger di rak-rak toko buku. Yang tentu menjadikan itu nilai manfaat yang begitu besar, yang insyaallah menjadi amal jariah yang terus-menerus mengalir kepadanya. Setiap kata, kalimat, paragraf, dan buku-buku yang dibaca, yang pastinya bernilai manfaat, pasti menjadi amal kebaikan yang dapat membuat timbangan pahalanya lebih berat.

Juga seperti Pramoedya Ananta Toer. Karya-karyanya sampai sekarang masih banyak diburu penikmat buku, dibaca para pecinta sastra, dinikmati para pembaca sejati. Tetralogi Pulau Buru yang fenomenal pada masanya rasanya tak usang ditelan usia, yang sampai masa kini masih banyak dicari dan dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun