Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Diri Menjadi Pemuda Istimewa, Generasi Unggulan Masa Depan

2 Mei 2013   11:02 Diperbarui: 12 November 2022   10:55 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(via http://koran-jakarta.com/images/berita/96464.jpg)

 

Problema yang dihadapi pemuda masa kini juga amat begitu kompleks. Pemuda yang kita maksud dalam hal ini adalah para generasi muda. Termasuk di dalamnya pemuda-pemudi yang saat ini tengah tumbuh untuk menjadi beragam sosok yang dicita-citakan. 

Berbagai pengaruh perkembangan zaman telah mampu mengubah sudut pandang dan pola pikir para pemuda.  Perkembangan zaman oleh para anak muda mampu diadaptasi, namun terkadang belum mampu diseleksi mana yang menginspirasi. Baru sebatas apresiasi dan belum banyak berkontribusi.

Beragam tipe pemuda masa kini hadir dan tumbuh bersama perubahan dan perkembangan zaman. Dibawah ini ada beberapa tipe pemuda masa kini. seperti apa sajakah tipe pemuda masa kini? 

Pemuda yang menonton saja.

Mereka ada, tapi mereka belum ‘nyata’. mereka mampu melihat apa-apa yang ada disekelilingnya. Beragam fenomena bisa dilihat dan dirasakannya. 

Namun karena rasa kepekaan yang masih kurang dan belum terasah dengan baik maka mereka hanya mampu menikmati beragam fenomena itu sebagai tontonan semata. Ditonton, dinikmati, tapi belum mampu dicerna dengan baik. 

Walau seperti apapun fenomena yang terjadi, mereka hanya menonton saja. pemuda yang menonton saja lebih banyak diam. Hanya sebagai penonton, belum mampu mencerna dengan baik apa yang ditontonnya itu. 

Pemuda yang membebani lingkungan.

Mereka hadir, mereka tampak, tapi mereka hanya hadir untuk membebani. Keberadaan mereka hanya akan menambah beban yang sudah ada. Beban lama belum berkurang tapi mereka sudah menambah berat beban yang harus dipikul. 

Tak masalah jika mereka ikut memikul, namun yang ada mereka hanya pemberi tambahan beban karena mereka belum cukup kuat untuk ikut memikul beban yang ada. 

Sehingga kehadiran mereka seperti tidak diharapkan oleh lingkungannya. Lingkungannya menginginkan pemuda seperti ini lebih baik tidak ada sama sekali daripada hanya datang untuk membebani. 

Kehadiran pemuda seperti ini seperti tidak diharapkan. Karena jika mereka ada, lingkungannya hanya akan mengumpat. Bisa dibilang dengan kata kasar bahwa pemuda seperti ini hanya sebagai ‘sampah masyarakat’. 

Sampah harus dibuang dan dibersihkan. Seperti apa cara untuk membersihkan keberadaan pemuda yang menjadi sampah yang membebani lingkungan? 

Tinggal dibuang ke tempat sampah… benarkah? Konfirmasi dulu pada pemuda tipe ini barangkali mereka bisa didaur ulang menjadi sosok yang lebih berdaya dan tepat guna.

Pemuda yang berpartisipasi.

Mereka ada, mereka hadir, mereka tampak dan mereka pun nyata. Mereka ikut menonton fenomena yang ada tapi mereka bisa mencermati fenomena tersebut. mereka sudah bisa ikut merasakan dan dinikmati dengan sudut pandang yang lebih baik. 

Terkadang ide dan pemikiran-pemikiran baru keluar setelah mereka merasakan atmosfer fenomena yang terjadi di lingkungannya. 

Kehadirannya lebih diharapkan oleh lingkungan karena mereka ikut berpartisipasi. Baik itu partisipasi dalam bentuk nyata maupun partisipasi-partisipasi dalam hal ide dan pemikiran. 

Semua itu dituangkan guna ikut terlibat dan memandu fenomena yang terjadi di sekitarnya. Karena mereka tak mau hanya sebagai penonton semata tanpa berbuat apa-apa. 

Menjadi pemuda yang ideal yang dicita-citakan semua orang tidaklah gampang. Sama halnya seperti seorang pemimpin, pemuda ideal tidak dibangun tapi dilahirkan. Jiwa pemuda ideal itu sudah menjadi bawaannya. 

Sehingga jika pemuda itu dilahirkan tidak untuk menjadi pemuda yang menjadi idaman, seperti apapun cara untuk membangunnya, mereka tetap akan seperti itu tanpa perubahan. Meskipun kita tahu banyak pemuda yang bisa dibangun, dirubah, direkontruksi menjadi pemuda yang lebih baik. Semua memang tergantung niatnya. Niat yang baik harus dibangun dari awal dulu. 

Bagaimana dengan sosok pemuda istimewa? Hah? 

Pemuda istimewa? Apalagi nih! 

Menjadi pemuda ideal untuk menjadi pemuda yang istimewa. 

Apa peran keistimewaan bagi pemuda? pemuda istimewa pasti sangat dicari keberadaannya. Semua orang mengidamkan sosok pemuda yang istimewa. Sosok pemuda istimewa pasti akan dinantikan dan diinginkan kehadirannya oleh lingkungannya. 

Pemuda istimewa itu seperti apa? Ini dia.

Adalah pemuda yang mampu memenej diri dan organisasi. 

Pemuda yang baik bisa memenej, menjaga, mengontrol dan mengawasi dirinya sendiri. Pemuda ini tahu mana yang terbaik yang harus dilakukan. 

Dia paham mana yang terbaik untuk dirinya. Dia bisa menjaga dirinya agar tidak terpengaruh, terjerat dan jatuh ke dalam jurang yang bisa menghancurkan apa yang sudah ia bangun dan impikan. 

Kemudian setelah mampu memenej dirinya terlebih dahulu, ia akan mampu memenej organisasinya. Di organisasi ia akan bertemu banyak orang untuk berinteraksi. Komunikasi yang baik diciptakan agar organisasinya maju dan berkembang dengan baik. 

Dia akan memberikan yang terbaik untuk organisasinya. karena dengan organisasi, aktualisasi diri yang dicurahkan akan mampu memberikan kebaikan. 

Adalah pemuda yang berpikiran positif. 

Pemuda ini tak suka ber-negatif thingking terlebih dahulu karena akan dapat membuatnya bersikap pesimis, hilang rasa, putus asa, dan mengurangi semangat yang ada. Berpikiran positif mampu memberikan kita energi yang positif pula. 

Energi positif itu diperlukan untuk melakukan berbagai hal yang positif. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Seperti apa cara kita memikirkan sesuatu akan berdampak pada cara kita untuk bersikap dan berekspresi. 

Jika kita berpikiran positif maka hasilnya juga akan positif. Misalkan seperti apapun masalah yang dihadapi pemuda tersebut, jika ia terbiasa berpikiran positif, akan muncul ide-ide kreatif yang akan membantunya memecahkan masalah tersebut. 

Pemuda yang biasa berpikiran positif akan dapat memandang sebuah masalah sebagai sebuah tantangan dan peluang. Masalah baginya bukan sebuah hal yang harus dihindari namun sebuah pembelajaran yang akan membuatnya lebih maju.

Adalah pemuda yang berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Pemuda seperti ini mau berperan dalam membangun daerahnya. Mereka mau ikut mengawasi pembangunan. Ide-ide cemerlang dilahirkan guna memberikan kontribusi demi kemajuan daerahnya. 

Gerakan-gerakan positif dilahirkan untuk menjaring segala aspirasi untuk menemukan rumusan-rumusan untuk membangun SDM dan memanfaatkan SDA yang ada. 

Sehingga pembangunan daerahnya diharapkan akan memajukan penghidupan masyarakat yang ada di daerahnya tersebut. kemajuan pembangunan harus dirasakan oleh seluruh warga negara. Pemuda yang ingin berkontribusi memajukan daerahnya tidak mau melihat daerahnya terus tertinggal.

Adalah pemuda yang siap menerima estafet kepemimpinan.

Pemuda yang isimewa selanjutnya harus mampu menerima limpahan kepemimpinan yang dilimpahkan kepadanya. Pemuda ini akan selalu siap jika sewaktu-waktu tampuk kepemimpinan diturunkan kepadanya. 

Maka ia akan mengembannya dengan baik dan sungguh-sungguh. Pemuda saat ini pasti semuanya akan menjadi pemimpin. Baik itu pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, pekerjaan ataupun di pemerintahan. 

Menjadi sosok pemuda istimewa tidaklah gampang. Menemukan sosok pemuda yang demikian juga tidaklah enteng. Apalagi di era modern seperti saat ini, keberadaan mereka seperti sebuah mutiara indah yang masih terkurung di dalam kerang di dasar samudera. 

Namun jika mereka sudah muncul ke permukaan maka ia akan seperti primadona yang diidamkan semua orang dan akan diistimewakan. Yang namanya istimewa, perlakuan kepadanya akan berbeda dari yang lainnya. karena mereka istimewa!

Pemuda seperti apakah anda wahai anak muda? 


*****

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun