Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Cinta Indonesia Setengah, Jelajah Negeri Sendiri - Bentang Pustaka, Kompasiana. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Honorer: Selamat dari Pengangguran, Terjebak Kesulitan Keuangan

10 Mei 2025   07:27 Diperbarui: 11 Mei 2025   21:27 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana guru honorer bertahan melawan kesusahan hidup dan di tengah banyaknya pengangguran. (Sumber Canva via Kompas.com)

Bayangkan sebuah negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah dan potensi sumber daya manusia luar biasa. Justru terjebak dalam pusaran pengangguran yang semakin melebar.

Lulusan perguruan tinggi bertambah tiap tahun namun lapangan kerja tidak mampu mengejar kecepatan itu. Akibatnya banyak yang akhirnya menganggur. Stagnan, menunggu dalam ketidakpastian.

Ada yang menyerah pada keadaan. Ada yang sibuk menanti lowongan. Ada juga yang terlalu gengsi untuk turun ke pekerjaan yang dianggap "tidak sesuai ijazah".

Lulusan Sarjana merasa malu bekerja di level bawah. Padahal pekerjaan yang halal tidak ada yang hina. justru menunjukkan kemuliaan hati untuk terus bertahan dan berjuang.

Nah, di tengah fenomena pengangguran yang mencemaskan ini ada satu kelompok yang terus bertahan. Mereka bukan pekerja elite. Tapi merekalah pahlawan pendidikan: para guru (honorer).

Ya, guru honorer. Mereka adalah sosok luar biasa yang tetap mengabdi meski digaji sangat minim sekali. Tak jarang, hanya 300 ribu Rupiah per bulan. Kadang ada juga yang nominalnya dibawah itu.

Coba pikirkan baik-baik. Tiga ratus ribu!!! Tidak cukup untuk makan sebulan. Bahkan mungkin hanya cukup untuk beli kuota dan bensin motor.

Tapi mereka tetap hadir di kelas setiap hari. Menyapa siswa dengan senyum. Mengajar dengan hati. Membentuk masa depan bangsa dengan cinta, bukan karena materi.

Ini bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah panggilan jiwa. Suatu keajaiban yang tidak semua orang bisa jalani.

Kita harus jujur berterus terang dan berani bicara. Gaji guru honorer adalah ironi. Mereka yang mencerdaskan kehidupan bangsa justru hidup dalam kecemasan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun