Hardiknas datang lagi. Ya, benar sekali. Setiap tanggal 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional sebagai wujud penghormatan. Momentum Hardiknas bukan hanya soal seremoni atau pengibaran bendera. Tetapi saat yang tepat untuk melakukan refleksi nasional atas capaian dan tantangan dunia pendidikan. Serta  momentum reflektif untuk mengukur sejauh mana dunia pendidikan kita bertumbuh dan bertransformasi.
Berdasarkan Surat Edaran Kemendikdasmen Nomor 7441/MDM.A/TU.02.03/2025 tanggal 24 April 2025, tema Hari Pendidikan Nasional 2025 adalah: "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua".Â
Tema ini sebagai seruan yang menggugah kesadaran seluruh elemen bangsa agar bergerak bersama dalam menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.Â
Di tengah arus zaman yang terus berubah ini pendidikan tidak lagi bisa berjalan sendiri. Tapi harus melibatkan multi stakeholders ---dari pemerintah pusat hingga daerah, dari guru hingga pelaku dunia kerja, dari orangtua hingga generasi muda itu sendiri.
Memang dalam dekade terakhir, tercatat beberapa perkembangan. Diantaranya perluasan akses pendidikan, digitalisasi pembelajaran, penerapan Kurikulum Merdeka, hingga lahirnya program-program seperti Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak.Â
Akan tetapi, kita juga belum bisa lepas dari persoalan akut yakni ketimpangan mutu antarwilayah, rendahnya literasi-numerasi di beberapa daerah, serta keterbatasan infrastruktur pendidikan di wilayah 3T. Tantangan-tantangan ini menjadi cermin bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menanti untuk diselesaikan secara kolektif.
Ungkapan partisipasi semesta mungkin terdengar "agak lain" dan "sesuatu". Namun, yang digaungkan dalam tema Hardiknas 2025 sejatinya adalah jawaban atas kebutuhan zaman. Pendidikan tidak bisa dianggap eksklusif atau elitis. Tapi harus inklusif sebagaimana memanusiakan semua anak bangsa tanpa diskriminasi.Â
Hardiknas 2025 adalah panggilan untuk semua pihak. Mari kita kuatkan sinergi dan bergerak serentak demi masa depan pendidikan yang lebih baik. Saatnya kita semua menjadi "kreator" peradaban, bukan sekadar penonton.Â
Ada cita-cita besar bersama untuk membentuk generasi emas Indonesia yang berdaya saing, berkarakter tangguh, dan siap menyongsong masa depan.Â
Sudahkah partisipasi semesta dilakukan untuk pendidikan yang bermutu dan merata, serta warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan bagi anak cucu negeri Indonesia Raya ini?
Menjawab Tantangan dengan Menggugah Semangat Kolaborasi Kolektif