Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Cinta Indonesia Setengah, Jelajah Negeri Sendiri - Bentang Pustaka, Kompasiana. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyikapi Mainan Siswa: Gangguan Belajar atau Bahan Kreativitas?

22 April 2025   08:11 Diperbarui: 22 April 2025   13:36 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap-siap menemukan banyak hal unik mengajar di SD. Tapi bolehkah siswa membawa mainan ke sekolah?  (Foto AKBAR PITOPANG)

Mengajar di SD selalu menjadi pengalaman yang penuh kejutan. Setiap hari para guru dihadapkan dengan berbagai macam tingkah laku siswa yang meskipun terkadang menggelikan. Sebenarnya mencerminkan dunia anak-anak yang penuh dengan rasa ingin tahu dan eksplorasi. Salah satu fenomena yang sering muncul di ruang kelas adalah kebiasaan siswa membawa mainan ke sekolah. Mainan ini bisa dalam berbagai bentuk. Dari gasing, kertas bergambar, pistol-pistolan, balon, hingga mainan buatan tangan yang mereka ciptakan sendiri. Fenomena ini, meskipun tampak sepele tapi membuka banyak pertanyaan tentang batasan antara dunia bermain dan belajar di sekolah.

Anak-anak di usia Sekolah Dasar memang berada pada fase perkembangan yang sangat penting. dimana mereka tengah menjelajahi banyak hal termasuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya melalui berbagai permainan. Mainan, bagi mereka bukan hanya sekedar benda untuk bersenang-senang tetapi juga sarana untuk mengasah kreativitas, kecerdasan sosial, dan motorik. 

Tidak jarang kita melihat mereka dengan bangga memamerkan mainan yang mereka bawa dari rumah. atau malah membelinya dari penjual mainan yang sering muncul di sekitar sekolah. Pada saat jam istirahat anak-anak ini seringkali menyempatkan diri untuk membeli mainan tambahan yang akan mereka bawa pulang. atau lebih sering lagi mereka sengaja membawa mainan tersebut ke sekolah keesokan harinya.

Namun, fenomena ini tentu memunculkan dilema bagi para guru. Apakah mainan itu boleh dibawa ke sekolah? 

Seringkali mainan yang dibawa siswa menjadi gangguan di kelas. apalagi ketika mereka memainkannya saat jam pelajaran. Tentu saja hal ini sangat tidak sesuai dengan tujuan utama pembelajaran yang menuntut siswa untuk fokus dan serius mengikuti pelajaran. 

Ketika anak-anak membawa mainan ke kelas dan mulai bermain di tengah pelajaran maka ini jelas akan mengganggu proses belajar-mengajar. Sebagai guru dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan kebebasan mereka untuk bermain dan belajar. Juga dengan disiplin yang diperlukan agar suasana kelas tetap kondusif.

Disisi lain, ada juga masalah keamanan yang perlu diperhatikan. Beberapa jenis mainan yang dibawa siswa ternyata memiliki potensi bahaya. Misalnya, mainan yang memiliki bagian kecil yang bisa terlepas dan tertelan. atau mainan yang terbuat dari bahan keras dan tajam yang dapat melukai anak-anak jika tidak digunakan dengan hati-hati. 

Hal-hal seperti ini tentunya menjadi perhatian khusus bagi para guru dan orangtua untuk memastikan bahwa anak-anak tetap bermain dengan aman.

Jadi, bolehkah siswa membawa mainan ke sekolah? Pertanyaan ini tentu tidak memiliki jawaban yang sederhana. Semua kembali pada bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengarahkan mereka untuk bermain dengan bijak tanpa mengabaikan aspek keselamatan.

Banyak orang mungkin berpikir bahwa bermain adalah hal yang wajar bagi anak-anak. Dan memang bermain adalah bagian penting dalam perkembangan mereka. Namun, dalam konteks sekolah ada beberapa batasan yang perlu dijaga. Salah satunya adalah waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun