Film animasi Indonesia berjudul Jumbo tengah menjadi sorotan publik. Dalam hitungan hari saja sejak penayangannya film ini sudah berhasil menarik lebih dari dua juta penonton di bioskop. Pencapaian ini bukan hanya luar biasa dari segi angka tapi juga membuktikan bahwa karya anak bangsa mampu menyaingi animasi luar negeri yang selama ini mendominasi layar lebar.
Dengan visual yang memukau, alur cerita yang kuat, serta pengisi suara dari kalangan artis ternama, Jumbo menyuguhkan tontonan yang bukan hanya menghibur tetapi juga menyentuh dan sarat makna. Tidak mengherankan jika banyak orangtua berbondong-bondong mengajak anak-anak mereka menonton film ini. Namun, di balik pesona animasinya terdapat beberapa hal yang patut menjadi perhatian.
Meski dikategorikan sebagai film untuk semua umur (SU), Jumbo menyelipkan unsur-unsur yang erat kaitannya dengan makhluk halus atau dunia ghaib ala budaya Nusantara. Untuk itu, pendampingan dan bimbingan orangtua saat anak menonton sangat disarankan. Apalagi jika anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung kritis terhadap apa yang mereka saksikan.
Film ini tidak hanya menampilkan kisah menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti keluarga, persahabatan, impian, dan nilai-nilai moral yang kuat. Maka dari itu, Jumbo sejatinya bukan hanya tontonan biasa tetapi juga bisa menjadi tuntunan yang tentu saja dengan arahan orangtua yang bijak.
Berikut pelajaran penting yang bisa dipetik dari film Jumbo dan bagaimana orangtua bisa menggunakannya sebagai bahan edukasi maupun pendidikan karakter bagi buah hati mereka.
Membangun Memori Indah untuk Anak
Pantas bagi setiap anak untuk dapat memiliki kenangan masa kecil yang indah. Dalam Jumbo, Don memiliki memori bersama orangtuanya yang begitu berharga meskipun mereka telah tiada. Film ini menyiratkan betapa pentingnya kehadiran orangtua dalam membangun dunia emosional anak sejak dini. Ingatan yang indah akan menjadi pondasi kuat bagi perkembangan mental dan emosional anak.
Orangtua harus memahami bahwa momen sederhana yang hangat dan penuh cinta bisa memberi dampak besar bagi pembentukan karakter anak. Pelukan, dukungan, dan waktu berkualitas lebih penting dari sekadar hadiah materi.
Don tidak sendiri. Meski yatim piatu, ia memiliki nenek yang selalu mendukung dan memberinya kepercayaan. Atta yang awalnya suka meremehkan Don, pun memiliki sosok kakak yang membimbing. Ini memperkuat pesan bahwa anak-anak butuh figur dewasa yang bisa dijadikan panutan dan tempat bersandar.
Support system pendukung pertama yang akan membentuk persepsi anak tentang dunia adalah keluarga. Saat keluarga hadir secara emosional maka anak pun tumbuh lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan.
Sejatinya, setiap anak ingin membanggakan orang yang mereka sayangi. Don ingin membuat neneknya bangga dan begitu juga tokoh lain dalam film. Ini menunjukkan bahwa dukungan moral terhadap mimpi anak sangat krusial.