Mudik atau pulang kampung selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi lebaran masyarakat Indonesia. Tahun ini, saya dan keluarga kembali menjalani ritual tahunan ini. Pulang ke kampung halaman di Solok Selatan, Sumatera Barat. Kabupaten yang juga dijuluki "Heart of Minangkabau" ini menawarkan pesona alam yang luar biasa serta kehangatan keluarga yang selalu dirindukan. Dalam perjalanan kali ini kami berkomitmen untuk menjalani mudik hijau yang ramah lingkungan.
Persiapan jelang mudik, sepekan sebelum keberangkatan kami sudah menyusun rencana. Tiket travel telah dipesan sejak jauh hari guna memastikan agar perjalanan tetap nyaman meskipun arus mudik semakin padat.Â
Barang bawaan juga diatur seefisien mungkin. Kami membiasakan diri membawa tumbler air minum, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta menyiapkan camilan sehat untuk perjalanan panjang.
Mudik tahun ini terasa spesial karena si kecil yang kini sudah duduk di bangku TK kembali ikut serta dalam petualangan ini. Antusiasmenya begitu besar saat melihat pakaian-pakaian mulai disusun ke dalam tas koper.Â
"Kita ke rumah iyek?"Â tanyanya berulang kali. Iyek, panggilan untuk kakek dalam budaya Minang di Solok Selatan.Â
Perjalanan Dimulai, Melaju dengan Ramah Lingkungan
Karena rute yang kami tempuh belum dilalui jalur kereta api, pilihan terbaik adalah menggunakan travel alias tidak menggunakan kendaraan pribadi kami. Selain lebih fleksibel, moda transportasi ini tentu lebih ramah lingkungan dibandingkan membawa kendaraan pribadi.Â
Kami memilih armada yang telah menerapkan sistem perawatan mesin secara berkala untuk mengurangi emisi karbon.
Pagi itu, setelah memastikan semua persiapan dan barang bawaan siap, kami berangkat dengan doa.Â
Jalanan masih lengang di awal perjalanan sehingga memberi kesempatan bagi kami menikmati pemandangan hijau khas Sumatera Barat yang membentang di sepanjang rute.Â
Pepohonan rindang, sawah yang menghampar luas, serta deretan bukit menambah kesejukan perjalanan khas Ranah Minang.
Tantangan di Jalan Macet yang Tak Terhindarkan
Seperti yang sudah diduga bahwa beberapa titik mengalami kepadatan lalu lintas. Terutama di jalur perlintasan Sumbar-Riau yang menjadi arus utama mudik.Â