Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Studi di UIN Jogja dan kini bertugas di Pekanbaru. Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka. Peraih Best Teacher dan KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

#KaburAjaDulu Mengguncang Visi Indonesia Emas 2045

15 Februari 2025   07:40 Diperbarui: 19 Februari 2025   23:03 2681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena #KaburAjaDulu dan bisakah Indonesia Emas 2045 (SHUTTERSTOCK/SHINE NUCHA via kompas.com)

Sebuah ajakan yang belakangan ramai di media sosial dengan tagar #KaburAjaDulu adalah bukan sekadar tren iseng yang berlalu begitu saja. Di balik seruan tersebut tersimpan keresahan mendalam tentang realitas kehidupan di Indonesia.

Generasi muda, para profesional, hingga mereka yang ingin mengubah nasib, mulai memandang luar negeri sebagai tempat yang lebih menjanjikan. Bukan hanya untuk studi, tetapi juga untuk bekerja, bahkan memulai hidup baru di negeri orang.

Fenomena ini sejatinya bukan sesuatu yang baru. Dalam beberapa dekade terakhir ada ribuan orang Indonesia telah berangkat ke luar negeri dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. 

Kini, dengan keterbukaan informasi yang semakin luas maka kisah-kisah tentang betapa lebih baiknya hidup di luar negeri dibandingkan di Indonesia semakin banyak terdengar.

Mereka yang telah meninggalkan tanah air tak segan-segan membagikan pengalaman. Gaji yang lebih manusiawi dan logis, lapangan kerja yang lebih luas, lingkungan sosial yang lebih menghargai privasi, udara yang lebih sehat, serta sistem pendidikan yang lebih berkualitas ---semuanya menjadi faktor yang menggoda siapa pun yang merindukan kehidupan yang lebih baik.

Ketika perbandingan ini muncul rasanya seperti membandingkan langit dan bumi. Indonesia dengan segala potensinya ---sumber daya alam yang melimpah dan populasi SDM produktif yang besar--- sayangnya masih belum mampu mengelolanya dengan baik. 

Berbagai kendala struktural, sistem, atau dari birokrasi yang berbelit hingga korupsi yang merajalela, telah membuat impian banyak anak bangsa terasa semakin menjauh.

Masalah-masalah klasik yang seharusnya bisa diatasi justru tetap bertahan bahkan semakin mengakar. Seperti pungli di berbagai sektor atau dunia kerja yang penuh nepotisme dan 'orang dalam'. serta standar gaji yang tak sepadan dengan beban kerja malah semakin memperburuk keadaan. 

Tak heran bila banyak yang memilih pergi dan mencoba peruntungan di negeri orang. Duh..

Fenomena apa ini? Jadi gini WIR..

Di media sosial kita sering melihat orang-orang berbagi kisah sukses mereka di luar negeri. Dari mereka yang mungkin bekerja di level bawah seperti seperti pemetik buah tapi dengan gaji yang jauh lebih layak. juga ada pekerja konstruksi di Australia yang bisa hidup sejahtera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun