Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Suka dan Duka Ketika Belajar di Sekolah Berbasis Asrama (Boarding School)

7 September 2022   22:22 Diperbarui: 24 September 2022   18:40 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seperti apa suka duka belajar di sekolah berbasis asrama? (ilustrasi via ui.kompas.id)

Di Indonesia, kita mengenal istilah sekolah berbasis asrama atau boarding school. Di mana murid dari sekolah tersebut menjalani proses pembelajaran dan tinggal secara bersama teman dan pendidik di kawasan yang sama.

Sekolah berbasis asrama ini jamak diterapkan oleh sekolah-sekolah berbasis kurikulum agama misalnya yang sering kita kenal dengan istilah pesantren.

Penulis sendiri pertama sekali mengenal istilah sekolah asrama atau boarding school ini ketika melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

Awalnya, penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di sekolah negeri. Sehingga ketika melanjutkan SMP di pesantren, hal ini benar-benar menjadi sebuah pengalaman dan kisah hidup yang sensasinya terus terkenang hingga kini.

Pada dasarnya bahwa belajar di sekolah berbasis asrama ini memiliki segudang manfaat dan sisi positif yang akan diperoleh oleh para murid.

Lalu, ketika kita bercerita tentang bagaimana kisah belajar dan tinggal di sekolah berasrama atau pesantren ini pasti akan banyak sekali cerita dan kisah menarik yang menjadi bagian dari suka duka yang patut ditelaah kembali secara bersama.

Berikut ini beberapa hal suka atau sisi positif yang diperoleh murid yang belajar di sekolah berbasis asrama atau boarding school.

1. Bisa mengenal berbagai karakter teman sebaya dan adaptasi lingkungan pertemanan. 

Secara pribadi, penulis di masa awal tinggal di asrama, memiliki pengaman yang kurang mengenakkan. Ketika itu ada teman yang sikapnya kurang bersahabat atau suka mengolok-olok.

Hal seperti itu seringkali terjadi di masa remaja. Karena di masa ini para siswa masih dalam masa transisi dari masa anak-anak menuju masa pembelajar sikap dan karakter menjadi dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun