Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Fenomena Electric Vehicle: Menakar Masa Depan Kendaraan Listrik di Indonesia

8 Agustus 2022   05:35 Diperbarui: 10 September 2023   07:51 2512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudah saatnya menakar untung rugi masa depan kendaraan listrik/ electric vehicle (EV) di Indonesia (KOMPAS.com/STANLY RAVEL)

Hal tersebut bukan tanpa alasan bahwa kita sudah bisa melihat kondisinya hari ini yang mana sering terjadi penumpukan kendaraan di pom bensin yang mengantri pengisian bahan bakar minyak untuk kendaraan konvensional. 

Kedepannya, manusia harus mampu memanfaatkan sumber energi terbarukan. Apalagi kita yang tinggal di Indonesia dimana matahari bersinar sepanjang tahun. Energi dari panas matahari ini bisa dimanfaatkan untuk mengisi daya baterai untuk kendaraan listrik misalnya.

2. Berkontribusi menyelamatkan bumi dan mengurangi emisi karbon

Alasan selanjutnya mengapa menggunakan kendaraan listrik adalah demi berperan aktif menyelamatkan bumi dan terus mengupayakan keberlangsungan kehidupan di muka bumi ini. 

Penggunaan kendaraan konvensional yang berbahan bakar minyak sudah jelas menimbulkan emisi karbon atau asap pembuangan yang merupakan bagian dari polusi udara. 

Oleh karena itulah kita telah merasakan kualitas udara di perkotaan yang sangat buruk akibat adanya polusi udara yang dihasilkan dari pembuangan atau pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan konvensional ini. 

Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah berkontribusi untuk menyelamatkan bumi ini dari polusi dan emisi karbon. 

Sudah saatnya bagi kita untuk bertanggung jawab menjaga bumi ini demi keberlangsungannya untuk generasi berikutnya. 

Pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi menuju tahun 2030, serta dapat memuluskan pencapaian target net zero emision di tahun 2060.

3. Kendaraan listrik jauh lebih hemat dan menguntungkan segi finansial

Jika dikalkulasikan budgeting yang harus disiapkan setiap bulannya untuk membeli bahan bakar minyak dibandingkan dengan top up energi untuk kendaraan listrik maka akan jauh lebih menguntungkan jika menggunakan kendaraan listrik. 

Penghitungan sederhananya seperti ini, sepeda motor berbahan bakar fosil menggunakan pertalite seharga Rp 20.000 dan cukup untuk bertahan selama lebih kurang 5 hari. Sedangkan jika menggunakan kendaraan listrik maka Rp 20.000 tersebut sudah bisa untuk top up baterai yang cukup untuk bertahan selama lebih kurang 7 hari. 

Otomatis jika selama 1 bulan kita menghabiskan dana Rp 100.000 untuk membeli bahan bakar fosil maka untuk kendaraan listrik cukup menghabiskan dana sebesar Rp 80.000 saja untuk satu bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun