Jadi, sekolah kami sudah menerapkan Kurikulum Merdeka pada siswa Kelas 1 dan Kelas 4.
Sedangkan untuk kelas yang lain masih tetap menerapkan Kurikulum 2013.
Kami menilai Kurikulum Merdeka ini gaungnya masih belum terdengar kencang. Lantaran semuanya dilakukan dengan mandiri.
Lihat saja bahwa di awal para guru disuruh belajar mandiri dengan mengikuti Pelatihan Mandiri melalui aplikasi Platform Merdeka Mengajar.
Ada delapan topik yang didalamnya dilengkapi materi, video referensi, kolom refleksi, post test hingga guru harus membuat dan membagikan Aksi Nyata.
Hanya dengan dibekali pelatihan mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar ini dengan menitik beratkan tugas mandiri kepada guru berupa Aksi Nyata yang artinya guru saling berbagi refleksi atau pengalaman satu sama lain.
Dengan cara seperti itu, Kemendikbud sudah menganggap guru-guru sudah mampu memahami seluk-beluk tentang Implementasi Kurikulum Merdeka dan siap menerapkannya sebagai kurikulum operasional sekolah.
Fakta di lapangan, sebenarnya masih banyak guru yang masih bingung tentang kurikulum baru ini.Â
Lucunya lagi bahwa ketika Tahun Pelajaran Baru sudah dimulai, buku teks pelajaran (buku teks utama) yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka lambat didistribusikan ke sekolah.
Sehingga di awal-awal masa pembelajaran di Kelas 1 dan Kelas 4, guru malah masih mengajarkan materi yang ada di Kurikulum 2013.
Pada pekan ketiga barulah buku teks tersebut sampai ke sekolah. Setelah diperhatikan dengan seksama ternyata materi yang terdapat di buku teks Kurikulum Merdeka berbeda jauh dengan yang ada di buku teks dengan Kurikulum 2013.
