Mohon tunggu...
Akbar Hars
Akbar Hars Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa biasa

Bismillah. Hanya seorang mahasiswa biasa. Silahkan yang berkenan berkunjung, kunjungi blog saya: wadahhumaniora.blogspot.co.id Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Perjalanan ke Ambarawa

26 Februari 2018   08:06 Diperbarui: 26 Februari 2018   08:48 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi menjelang siang yang cerah di hari itu, 13 Agustus 2017. Waktu menunjukkan sekitar pukul 11 kala itu. Aku dengan ditemani oleh seseorang yang spesial memulai perjalanan menuju ke Ambarawa, Kabupaten Semarang. Pada awalnya, destinasi wisata yang hendak kami tuju adalah Danau Rawa Pening dengan Kampoeng Rawanya yang terkenal.

Setelah menghabiskan waktu perjalanan kurang lebih satu setengah jam, kami pun tiba di tempat tujuan. Siang cukup cerah dan terik kala itu. Beruntung bagi kami, cuaca yang cerah memudahkan kami untuk menjelajahi setiap sudut dari Kampoeng Rawa. Dengan membayar biaya parkir sebesar lima ribu rupiah, kami sudah bisa masuk ke Kampoeng Rawa. 

Fasilitas yang diberikan oleh pihak pengelola juga beragam, diantaranya parkiran yang cukup luas, mushola, tempat makan, pendopo yang ketika itu banyak digunakan pengunjung untuk melepas lelah, wahana permainan anak, dan masih banyak lagi. Rasanya kurang 'afdhol' jikalau kemari tapi tidak menjelajahi Danau Rawa Pening. Oleh karena itu, kami pun berinisiatif untuk menaiki perahu untuk berkeliling danau. Pengelola memberikan tiket sekali jalan seharga 100 ribu untuk fasilitas ini.

Karena harga yang dipatok dirasa terlalu tinggi, kebanyakan orang akhirnya mencari 'barengan' supaya tidak terlalu memberatkan. Ketika ku menanyakan hal ini kepada salah seorang pemandu untuk naik kapal, dia menyarankan agar kami yang hanya berdua mencari 'barengan' agar biaya 100 ribu tidak hanya ditanggung berdua.

Tak lama kemudian, datanglah beberapa orang yang nampaknya terdiri dari tiga rombongan berbeda yang ingin menaiki wahana yang sama denganku. Kami pun lega karena tak harus menunggu lama. 

Namun yang menjadi masalah adalah batas pengunjung yang diperbolehkan menaiki satu kapal hanya delapan orang, dan ketika itu aku hitung jumlah kami yang hendak menaiki satu kapal yang sama ada sepuluh orang. Kalau begini ceritanya, harus ada yang mengalah, dan kami pun bersedia untuk menunggu rombongan berikutnya untuk menaiki wahana ini.

Salah seorang ibu dari rombongan meminta kami untuk tetap naik dan bernegosiasi dengan pemandu kapal kami. Dengan wajah dongkol dan sesekali menggerutu, bapak ini akhirnya mengalah kepada ibu-ibu tersebut. Wah, kekuatan emak-emak memang tak tertandingi!

Saat perahu kami mengelilingi danau, pemandangan yang asri pun tersaji. Eceng gondok yang banyak tumbuh di kawasan danau, burung-burung - yang entah dari jenis apa - saling beterbangan dan hinggap kesana kemari. Perangkap ikan dan tempat istirahat sementara bagi nelayan dan warga sekitar yang menggantungkan diri dari hasil danau pun banyak kami temui disini. 

Panorama bukit di sekeliling menambah eksotisme dari Danau Rawa Pening ini. Cukup lama kami dibawa berkeliling, kurang lebih setengah jam kemudian kami pun sampai kembali di Kampoeng Rawa.

Puas menjelajahi Danau Rawa Pening, kami pun ingin mengunjungi destinasi wisata lain di Ambarawa. Pilihan pun jatuh ke Museum Kereta Api Indonesia atau Indonesia Railway Museum Ambarawa. Kurang lebih setengah jam kemudian, kami pun tiba di Museum. Sesaat sebelum tiba di museum, kami memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah masjid untuk menunaikan sholat.

Museum Kereta Api Indonesia, atau dikenal dengan sebutan Museum Kereta Api Ambarawa, terletak tak jauh dari pusat kota Ambarawa. Bangunan museum dahulunya merupakan Stasiun Ambarawa ketika stasiun ini masih aktif digunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun