Mohon tunggu...
Akbar Bahar
Akbar Bahar Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku disini, masih terus berdiri pada cita-cita yang sama..takkan mundur walau selangkah hanya karena kehilangan sebagian..selama jiwa ini masih ada kutakkan pernah akan menyerah...inilah ikrarku...(ock_ggh)\r\non twitter : @kbarbahar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Jakarta = Blunder PKS ?

11 Juli 2012   10:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat santerpemberitaan mengenai pendaftaran calon gubernur DKI Jakarta, PKS sebagai salah satu partai kuat di Jakarta terlambat menentukan calonnya dan merupakan partai terakhir yang mendaftarkan calonnya ke KPUD. Berhembus kabar miring, hal ini dikarenakan terkait rencana awal PKS mengusung Triwisaksana (Bang Sani) yang kemudian tiba-tiba berubah dikarenakan masalah ‘mahar’ yang tidak disepakati (Tempo,22/3/2012). Akhirnya PKS memilih memajukan calon gubernur yang merupakan kader terbaik partai ini. Menggandeng kader PAN, PKS menyalonkan Hidayat Nur Wahid (HNW) dan Didik Rachbini untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur Jakarta 2012.

Mengetahui kabar ini, saya cenderung menjadi tidak sepakat dengan apa yang diputuskan oleh PKS. Menurut saya sosok HNW kapasitasnya melebihi jika ‘hanya’ dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta. Harapan saya melebihi itu. Dasarnya adalah pertama, dengan kapasitas dan sumbangsih beliau maka sepantasnyalah beliau dimasukkan sebagai salah satu guru bangsa, kedua, dalam berbagai survey mengenai calon presiden potensial maka nama beliau selalu menjadi salah satu yang difavoritkan, ketiga, jabatan terakhir beliau adalah ketua MPR, maka menurut saya adalah sebuah kemuduran dalam strata keorganisasian jikalau beliau harus memimpin Jakarta (ini tidak dimaksudkan mengecilkan peran vital Jakarta di Indonesia). Keempat, dan inilah yang menjadi pokok penting dalam tulisan ini, beliau adalah kader terbaik yang dimiliki PKS (seperti yang diaminkan para kader PKS yang selalu mengatakan kami beri kader terbaik kami untuk membereskan Jakarta), artinya bahwa beliau inilah yang paling memiliki nilai jual dan mewakili citra PKS.

Dengan alasan-lasan tersebut diatas, saya menganggap beliau lebih pantas dicalonkan oleh PKS dalam pilpres 2014 apakah sebagai Capres atau Cawapres. Karena saya yakin sosok beliau dan kekuatan PKS sangat diperhitungkan pada pilpres yang akan datang.

Saya melihat pencalonan beliau dalam PILKADA DKI Jakarta, seolah-olah hanyalah sebagai bemper keblunderan elitPKS dalam menentukan calon gubernur yang akan diusungnya. Tak mau kalah seperti tahun 2007, PKS nekat mencalonkan kader terbaiknya dengan harapan akan menjadi penantang tangguh bagi incumbent. Kesuksesan HNW memimpin PKS memenangkan pemilu legislatif Jakarta tahun 2004 serta ketokohan HNW menjadi modal utama mereka dalam meyakinkan diri bahwa mereka mampu menguasai Jakarta tahun ini.

Tetapi PILGUB kali ini berbeda dengan PILGUB sebelumnya (2007) yang hanya terdiri dari dua pasang calon. PILGUB kali ini lebih kompleks karena terdiri dari 6 pasang calon dan dengan banyaknya calon maka sangat sulitlah memprediksi akan kemana suara masyarakat Jakarta. Apakah benar seluruh kader PKS di DKI Jakarta yang terkenal loyalitasnya mampu memenangkan HNW-Didik ?

Bagi saya PKS berjudi dengan keputusan mencalonkan HNW. Kekalahan pada PILGUB ini akan menjadi pukulan yang sangat telak bagi PKS dalam menghadapi Pilpres 2014. Harapan mereka adalah kemenangan HNW pada pemilihan ini akan mengangkat nilai tawar mereka pada Pilpres 2014. Tetapi mereka lupa bahwa kekalahan pun akan membawa dampak yang sebaliknya. Pertanyaannya terpikirkankah kader PKS akan hal ini ? saya yakin pasti terpikirkan dan saya hanya berharap mereka telah memiliki plan B,C,D,E dst.

Tetapi, jika benar bahwa barometer Pilpres 2014 dapat dilihat dari PILGUB DKI Jakarta maka  hasil quick count sementara yang menempatkan HNW-Didik ‘hanya’ pada peringkat ketiga (dengan perolehan suara sekitar 13 %), lalu kita menganggap bahwa hasil ini takkan jauh berubah pada perhitungan suara akhir, maka PILGUB kali ini merupakan sebuah blunder dari PKS. Karena menjadi sebuah hal yang tidak indah jika PKS tetap akan mengadang-gadang HNW sebagai Capres dan Cawapres di 2014. Lalu jika bukan HNW, siapa lagi tokoh yang sekaliber beliau ditubuh PKS dan dapat menjadi nilai tawar bagi PKS, Tiffatul Sembiring, Anis Matta, ataukah ketua PKS sendiri, Luthfi Hasan Ishaaq ? yang jelas bagi orang awam seperti saya bahwa PKS adalah HNW itu sendiri.

Mari menunggu langkah PKS selanjutnya diputaran kedua dan yang paling penting di Pilpres 2014.

Toyama, 7/11/2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun