Mohon tunggu...
Akbar Yuli Setianto
Akbar Yuli Setianto Mohon Tunggu... Guru - Guru Mengabdi

Menebar manfaat seluas-luasnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidikan Agama di Masa Pandemi

9 Maret 2021   21:21 Diperbarui: 9 Maret 2021   21:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta didik mengikuti lomba secara daring / dokpri

Mengajar di masa pandemi Covid-19 memang butuh perjuangan tersendiri. Apalagi pendidikan agama yang membutuhkan contoh secara langsung dalam pengamalan sehari-hari. 

Tata cara ibadah, berperilaku dalam hidup sehari-hari, harus bisa dicontohkan secara langsung kepada anak-anak sehingga mereka dapat merekam kegiatan keagamaan tersebut dalam memorinya. 

Namun pendidikan tersebut sekarang ini tidak bisa diajarkan secara langsung di madrasah / sekolah. Sama dengan yang lain pendidikan agama juga diajarkan secara daring. Materi-materi yang berisi tata cara ibadah sekalipun, tidak diberikan secara luring, padahal praktek tata cara ibadah ada yang membutuhkan contoh secara langsung misalnya tata cara ibadah dalam Agama Islam seperti berwudlu, sholat dan lain-lain.

Namun seperti pepatah Jawa yang mengatakan "dalang ora kewuhan lakon". Begitu juga dengan guru yang mengajar pendidikan agama. Interaksi antara guru dan siswa sekarang ini memang tidak bisa dilaksanakan secara langsung bertatap muka. 

Di sini dibutuhkan kreativitas yang lebih dalam menggunakan media pembelajaran untuk mengajarkan pendidikan agama. Memanfaatkan teknologi terkini dan kemudahan-kemudahan yang ada dalam bidan informasi global sekarang ini, bukan hal yang sulit untuk mendapatkan contoh-contoh pengajaran tersebut. Mengikutkan peserta didik untuk mengikuti loma-lomba secara daring, juga dapat meningkatkan kreativitas mereka.

Walaupun mungkin kita belum dapat membuat sendiri media pembelajaran yang dapat dilihat anak secara langsung seperti video pengamalan kegiatan keagamaan, kita dapat mencarinya di dalam jaringan internet. Melalui kolom-kolom pencarian mesin di internet kita bisa mendapatkan banyak sekali konten-konten bagus yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran.Video-video tersebut bisa kita kirimkan kepada anak didik untuk dilihat bersama, kemudian didiskusikan. 

Namun sayangnya permasalahan pengajaran secara daring itu tidak berhenti hanya di situ saja. Bisa kita identifikasi di sini beberapa masalah yang terjadi seperti ketiadaan fasilitas untuk bisa mendapatkan pembelajaran secara daring karena tidak punya Handphone atau laptop, terbatasnya kuota yang dipunyai karena harus memikirkan juga kebutuhan untuk makan sehari-hari, lemahnya sinyal di daerah-daerah tertentu karena belum ada akses pendukung ke daerah tersebut, keterbatasan kemampuan orang tua untuk memantau pendidikan putra-putrinya karena mereka harus mencari nafkah. 

Berbagai persoalan tersebut tentu harus menjadi pemikiran bagi kita semua. Kita tidak bisa lepas begitu saja dalam tanggung jawab dan kepedulian pendidikan putra-putri kita. Untuk memfasilitasi kelemahan tersebut misalnya bagi siswa yang tidak punya fasilitas, sekolah/madrasah dapat menfasilitasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan. 

Dalam memberikan  pendidikan agama kita harus bisa menfasilitasi peserta didik juga. Tentu sudah bisa dimaklumi semua bahwa pendidikan agama adalah pondasi kehidupan. Bukan hanya kehidupan kita di dunia namun juga menyangkut masa depan kehidupan kita di alam berikutnya. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kebijakan dalam pendidikan agama di sekolah atau madrasah dengan pendidikan agama di masyarakat sedikit berbeda. Saat ini lembaga-lembaga keagamaan khususnya yang bergerak di pendidikan agama Islam seperti madrasah diniyah, TPQ dan lain-lain, sudah banyak yang menyelenggarakan. Di sekolah / madrasah belum membuka pembelajaran secara luring. Namun di lembaga pendidikan yang bergerak dalam pendidikan keagamaan di masyarakat sudah mulai menyelenggarakan secara luring. Pendidikan yang berbasis di Masjid-Masjid tersebut sudah mulai aktif dan memberikan warna tersendiri. 

Tentu ini menjadi angin segar bagi pendidikan keagamaan itu sendiri. Anak-anak masih bisa mendapatkan asupan ilmu agama yang notabene merupakan salah satu bekal dalam bersikap dan berperilaku dalam hidup. Dengan menjalankan protokol kesehatan semoga tidak terdengar positifnya covid-19 dari lembaga-lembaga ini.  Sangat menyenangkan tentunya kita bisa kembali menjalankan kehidupan secara normal dalam kebiasaan baru. Menyaksikan bagaimana anak-anak bersorak-sorai ceria bermain, mengaji, mengikuti sholat jamaah walau tetap harus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun