Mohon tunggu...
AkakSenja
AkakSenja Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan yang terus belajar, bertumbuh, dan sembuh melalui tulisan.

Ekspresif yang aktif. Menulis untuk diri sendiri. Fotografi dan pejalan jiwa. Penikmat kopi dan penyuka senja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Sudut di Kota Surabaya

5 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 5 Desember 2020   14:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terduduk, di salah satu kursi taman
Menyaksikan jalan yang selalu bising dengan riuhnya
Lalu-lalang putar roda dengan segala pekikannya
Atau laju kereta yang sedang melaju,
Menikmati gesekan-gesekan rel yang berdecit sesekali kemudian berlalu.

Manusia yang ke sana-kemari,
Saling memburu untuk mengakhiri perjalanan hari ini
Sesekali mengobrol dan terkadang hanya ada keheningan
Sambil melanjutkan langkah, mungkin masing-masing mereka bergumam
"Aku ingin segera pulang."

Gerimis yang sedari tadi jatuh,
Ketika sejengkal demi sejengkal
Kakiku menyusuri sebuah sudut jalan kota ini
Menyebabkan ujung rokku basah
Cukup membuat bulu kudukku meremang berdiri,
Merasakan dingin yang tak berarti.

Gerimis seakan-akan ku undang lagi untuk jatuh
Bersaing dengan air mataku yang bercampur peluh
Berlomba-lomba untuk sekedar menghibur
Atau memang ia merasakan nestapaku yang tak terukur.

Nyamuk tak mau kalah mengganggu lamunanku
Sesekali tangan meraba kakiku
Menenangkan bekas gigitannya yang tak mau tahu keadaanku
Tapi aku mengabaikan apapun yang kurasakan
Kembali pada hal-hal yang berkecamuk di alam pikirku
Beberapa kali menarik nafas dalam-dalam
Dan membuangnya di antara malam yang kelam.

Sesekali menunduk,
Memandang genangan air,
Yang berada tepat di bawah kursi taman
Lalu, bergantian menengadah ke atas,
Memandang tiang lampu yang berdiri gagah,
Dengan cahayanya yang berpendar,
Memperlihatkan rintik yang asyik menari-nari
Meski ia tak disambut bumi.

Suasana yang akan lama tak kurasakan,
Kursi yang akan lama tak ku duduki,
Dan segala bising yang akan lama tak kudengar
Juga segala hiruk-pikuk yang menyelimuti sudut kota ini
Tempat yang akan selalu aku singgahi, kemanapun aku pergi
Tempat yang akan kurindukan dengan sangat pasti.

Kau tahu, meski kau adalah salah satu tempat paling bising
Namun, bagiku kau adalah tempat yang paling aku gemari
Tempat yang membuatku tenang dan merasa sunyi
Tempat yang membuatku rela untuk singgah
Meski hanya untuk beberapa saat lagi.

Kau akan merindukanku kembali
Meski kau hanya akan menyaksikanku
Tersenyum getir dan termenung untuk berpikir.

Puisi ini tertulis pada pukul
09.00 PM; Senin, 17 Januari 2020
Kursi Taman, Depan Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya
Kota Surabaya, Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun