Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Djamin Gintings: Jenderal Jenius, Politikus Ulung, Aktivis Sosial, Hingga Diplomat Handal

6 November 2012   01:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:55 5335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13521645731180537793

Djamin Gintings adalah anak petani yang dilahirkan tanggal 12 Januari 1921, di desa Suka yang berjarak kira-kira 86 km dari kota Medan, Sumatera Utara, dari pasangan Laufak Ginting Suka dan Tindang Beru Tarigan.

Karir militernya yang sangat panjang diawali dari masuknya beliau ke dalam bala tentara Pembela Tanah Air (PETA). Sempat dipenjarakan oleh tentara sekutu karena terlibat dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Selanjutnya beliau diamanahkan untuk memimpin berbagai satuan-satuan militer dalam menghadapi agresi Belanda beserta sekutu-sekutunya.

Salah satu peristiwa yang sangat menarik pada fase agresi ini, yang menunjukkan kejeniusan beliau di bidang militer adalah ketika beliau mengambil inisiatif tanpa sepengetahuan atasannya, Kol. Hidayat Komandan Divisi X, untuk menyerang secara mendadak pos terdepan Belanda di Tanah Karo yang berbatasan langsung dengan Aceh (Tanah Alas) yaitu benteng Mardinding dan Lau Balang.

Padahal saat itu, sesuai dengan kesepakatan RI dan Belanda dalam perjanjian Renville (1947), semua wilayah Tanah Karo dianggap merupakan daerah pendudukan Belanda, sehingga semua pasukan TNI harus disingkirkan dari daerah itu.

Dalam pidato singkat penyerbuan ke Tanah Karo, Djamin Gintings sebagai Komandan Resimen IV, terus terang menyatakan,


” ...memang saya belum mendapat perintah dari Komandan Divisi ... tetapi demi keselamatan Negara RI saya akan memikul tanggung jawab penuh untuk segera menyerang daaerah yang diduduki Belanda itu ...”

Inisiatif beliau itu dipicu oleh serangan udara yang dilakukan tentara Belanda ke arah basis pertahanan Djamin gintings sebelum beliau melakukan penyerangan benteng itu.

Kedua pos pertahanan Belanda itu memang tidak berhasil direbut, mengingat peralatan tempur Belanda yang jauh lebih kuat, namun serangan dadakan itu berhasil membuat pertahanan Belanda kucar-kacir, apalagi setelah penyerangan itu Djamin Gintings beserta pasukannya melaksanakan taktik gerilya.

Setelah fase Agresi Militer Belanda I dan II usai pada tahun 1950, kesetiaan dan ketegasan haluan politiknya untuk berdiri di belakang Pemerintahan Soekarno dan NKRI demi melawan kekuatan pemberontak yang marak terjadi pada masa itu, membuat Djamin Ginting diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi Pangdam Bukit Barisan yang melingkupi seluruh wilayah Sumatera pada tahun 1957-1958.

Keberhasilannya dalam memimpin dan terlibat aktif dalam satuan-satuan militer untuk mengatasi berbagai pemberontakan, meningkatkan karir militernya menjadi Inspektur Jendral Angkatan Darat (1965-1968).

Seiring meredanya pemberontakan, beliaupun aktif dalam bidang politik dan sosial budaya. Menjadi anggota DPR dan sebagai Ketua Sekretariat Bersama Golongan Karya (1968 – 1972), mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum dan Sosial Politik Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai salah satu inisiator dan pendirinya, terlibat aktif dalam mendirikan berbagai sekolah dan rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun