Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Kita Bangsa Barbar?

12 April 2022   04:22 Diperbarui: 12 April 2022   04:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Barusan melihat di story teman, Ade Armando tergeletak menggelinjang, mengerang kesakitan di aspal jalanan. Dia dipukuli, ditendang, dipijak-pijak massa. Celananya diplorotin hingga auratnya terbuka. Kacamatanya entah kemana.

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, Ade masih cukup beruntung kepalanya tidak dihantam batu sampai pecah, badannya tidak dicincang, badannya tidak disiram bensin lalu dibakar. Bersyukurlah ia karena Tuhan masih berkenan menjaga nyawanya melalui aparat keamanan yang cukup sigap menyelamatkannya.

Padahal entah udah berapa kali aku membaca berita-berita yang sejenis itu, dimana korban biasanya tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Autoingat kejadian tewasnya fans sepakbola nasional beberapa waktu yang lalu.

Berawal dari Ade yang diwawancarai oleh sejumlah wartawan yang mengelilinginya di tengah-tengah aksi demonstrasi BEM SI yang berlangsung tadi siang di depan gedung DPR. Tiba-tiba sejumlah orang berteriak memakinya munafik, buzzer dan berbagai macam sumpah serapah.

Situasi makin memanas ketika Ade balik menentang para pemakinya dan terjadilah peristiwa yang cukup mengenaskan itu.

Tentunya kita sudah tahu sama tahu bahwa Ade acapkali menyampaikan pernyataan-pernyataan yang nyeleneh, kontroversial, terkait agama dan politik. Terlepas dari sengaja atau tidak, ia gemar menciptakan berbagai kegaduhan melalui berbagai media. Banyak yang menyukainya, dan tidak sedikit yang membencinya. Aku sendiri berada di kelompok yang kedua.

Iya, aku sangat membenci ulahnya, pemikirannya. Tetapi sungguh aku tidak merasa senang terhadap apa yang dialaminya tadi siang.

Kejadian ini mengingatkanku pada nasehat guru ngajiku sekitar dua dekade yang lalu. Waktu itu baru terjadi pembunuhan terhadap seseorang yang dituduh sebagai maling motor dalam lingkungan kampus USU. Badannya hancur remuk dihantam massa.

Almarhum Mu'allim Al Hafidz Ahmad Mulyono mengatakan bahwa setiap orang yang turut memukulnya akan di hukum kisas, jika tidak terlaksana di dunia ya di akhirat. Itu sebab aku tidak pernah mau terlibat dalam penghakiman jalanan yang sifatnya barbar.

Kita bukan dari golongan bangsa barbar. Kita bangsa yang memegang erat prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab.

Peristiwa yang sedang trending ini memang cukup ganjil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun