Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersyukur Dahulu, Bersedekah Kemudian

23 Oktober 2021   22:58 Diperbarui: 23 Oktober 2021   23:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari minggu yang lalu saya menyaksikan langsung sebuah peristiwa yang cukup menggugah hati. Kejadiannya di Pajak Sukaramai Medan waktu saya menemani istri berbelanja. 

Dua orang Omak-omak sedang bertengkar memperebutkan lapak jualan di pinggir jalan besar yang ukurannya sangat kecil, hanya sekitar 0,8x1,5 meter. 

"Kau yang telat datang. Mati ajalah kau!", kata Omak-omak berjilbab merah. Omak-omak yang berjilbab biru membalasnya dengan, "Kau ajalah yang mati!"

Hahahaiii... Ini Medan Bung!

Tapi uniknya, besar suara mereka normal, tidak sampai menjerit-jerit gitu. Nampaknya Omak berjilbab biru akhirnya mengalah. 

Moral story. Halah! 

Begitulah salah satu contoh kecil mengenai betapa beratnya kehidupan perekonomian masa sekarang ini. Pandemi benar-benar meluluhlantakkan perekonomian rakyat dari kelas menengah ke bawah. Untuk memenuhi kebutuhan perutnya saja sudah sangat susah. Sementara itu, yang bikin jiwa makin meradang, di sisi lain malah ada banyak orang yang justru mereguk keuntungan yang sangat melimpah, keuntungan yang tidak didapatkannya sebelum pandemi datang menyerang. 

Pandemi ini semakin memperjelas betapa dalam dan besarnya jurang menganga yang memisahkan antara si kaya dengan si miskin. 

Kita-kita yang tidak sampai sesulit Omak-omak itu dalam mencari nafkah, sudah semestinyalah mengucap syukur yang sebesar-besarnya. 

Para alim ulama kata, salah satu wujud utama dari rasa syukur atas nikmat yang telah kita terima, yaitu banyak memberikan bantuan atau sedekah kepada yang sedang membutuhkan, terutama kepada saudara-saudara atau teman-teman yang terdekat. 

Selain itu, klo bisa janganlah terlalu mengumbar kenikmatan hidup yang diperoleh ke dunia medsos. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun